Mohon tunggu...
Inez SandraOktaviani
Inez SandraOktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Antusiasme Gen Z dengan Fan Account Anies Baswedan di Twitter: Kampanye Pemuda untuk Perubahan

13 Januari 2024   22:33 Diperbarui: 13 Januari 2024   22:55 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkapan layar

ABSTRAK

Pemilu serentak pertama kali di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019. Setiap partai politik peserta pemilu diharuskan menggunakan komunikasi politik untuk mendapatkan suara dari para pemilih. Tujuan komunikasi politik ini adalah untuk membangun citra publik dan membentuk opini publik. Terdapat beberapa unsur komunikasi politik, yaitu komunikator politik, pesan, media/saluran, khalayak, dan efek komunikasi politik. Tujuan dari dibuatnya artikel ini adalah untuk mengetahui besarnya antusias Gen Z terhadap calon presiden Anies Baswedan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, dimana penulis mengumpulkan literatur yang berasal dari jurnal-jurnal dan penelitian terdahulu. Hasil yang ditemukan yaitu akun @aniesbubble membuktikan seberapa besar antusias Gen Z pada calon presiden nomor urut 1 tersebut. Akun @aniesbubble sering membagikan postingan dan cuplikan-cuplikan live Anies Baswedan di TikTok dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Korea dan diisi dengan komentar-komentar positif.

Kata Kunci: Pemilu; Kampanye politik; Gen Z;

LATAR BELAKANG

Indonesia menyelenggarakan pemilu serentak pertama kalinya pada tanggal 17 April 2019, hal itu menjadi sejarah dalam pemilu Indonesia, yaitu Pemilu Presiden/Wakil Presiden yang dilaksanakan berbarengan dengan pemilihan legislatif (pemilihan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota) (Ardipandanto, 20, h. 25). Setiap partai politik peserta pemilu mempunyai visi, misi dan ideologi untuk memenangkan suara pemilih. Oleh karena itu komunikasi politik sangat diperlukan setiap partai politik. Tujuan komunikasi politik adalah membangun citra politik, membentuk opini publik dan mendorong pemilih untuk berpartisipasi dalam politik (Ardial, 2010 dalam Moneter, Susanto, 2020, h. 44).

Komunikasi politik mengacu pada politik sebagai pesan media, khususnya bagaimana politik berkaitan dengan pengaruh, kekuasaan, otoritas, nilai-nilai, ideologi, kebijakan umum, dan distribusi kekuasaan dalam pesan yang ditransmisikan secara melingkar dari pengirim (komunikator politik) ke penerima (komunikan), publik atau khalayak politik (Shahreza, 2018, h. 1). Dalam komunikasi politik, terdapat beberapa unsur, yaitu komunikator politik, pesan atau isi, media, khalayak, dan efek komunikasi politik.

Internet merupakan era baru. Jika kita menolak menggunakannya atau membatasi penggunaannya, maka kita akan tertinggal (Yuniani, Indarsih, Astuti, Bakiyah, 2023, h.26). Lahirnya internet juga berarti lahirnya generasi baru. Generasi Z adalah generasi di mana mereka lahir saat teknologi sudah berkembang. Mereka lahir di antara tahun 1995 sampai tahun 2012. Kehadiran teknologi dan internet telah menjadi faktor penting dalam kehidupan dan keseharian mereka. Mereka menggunakan telepon pintar (gadget) yang merupakan satu-satunya perangkat yang mereka miliki untuk berkomunikasi, memperoleh berbagai informasi dari dunia luar melalui internet, dan bermain game, serta terbiasa melakukan hal-hal seperti berbelanja (Hastini, Fahmi, & Lukito, 2020, h. 13).

Media daring muncul karena adanya internet. Media daring atau media online merupakan media yang populer di Indonesia dan mulai berkembang pada tahun 1995 hingga tahun 1996 (Hill & Sen, 2005, h. 1). Sampai saat ini media online telah menjadi bagian dari perkembangan media di Indonesia, terlepas dari apakah media tersebut termasuk dalam industri media papan atas atau bukan (Listiorini, Asteria, & Hidayana, 2019, h. 244). Dengan munculnya media online itulah, segala sesuatu dapat diakses dengan begitu mudah dan cepat. Sehingga banyak orang yang sudah paham mengenai media online. Termasuk melakukan kampanye politik. Dalam artikel ini penulis ingin mengetahui antusias para Gen Z yang nantinya akan mendominasi pemilu pada 14 Februari 2024 khususnya pada pendukung capres nomor urut 1. Pasalnya beliau sampai dibuatkan fan account di X (Twitter).

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Politik

Komunikasi politik mengacu pada politik sebagai pesan media, khususnya bagaimana politik berkaitan dengan pengaruh, kekuasaan, otoritas, nilai-nilai, ideologi, kebijakan umum, dan distribusi kekuasaan dalam pesan yang ditransmisikan secara melingkar dari pengirim (komunikator politik) ke penerima (komunikan), publik atau khalayak politik (Shahreza, 2018, h. 1). Dalam komunikasi politik, terdapat beberapa unsur, yaitu komunikator politik, pesan atau isi, media, khalayak, dan efek komunikasi politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun