Namaku Syla. Aku anak tunggal di keluargaku. Ayah dan Ibu sangat sayang kepadaku. Jika aku menginginkan sesuatu, pasti terpenuhi. Ayah dan Ibu selalu mengontrol apa saja kegiatan yang aku lakukan di luar rumah, seperti les piano, berlatih tennis, dan kegiatan lainnya. Kadang aku kesepian di rumah, kalau ayah dan ibu belum pulang dari kantornya. “Seperti ini tah rasanya tak punya saudara kandung, tak bisa curhat, bercanda, nonton film dan karaokean bareng?” gumamku.
Kutipan Cerpen 3
Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Kutipan Cerpen 4
Deru burung besi itu kian nyaring begitu melewati tempatnya berjongkok. Ia menghentikan gerakan tangannya. Menggiring burung itu lenyap dari mata lamurnya.
Kutipan Cerpen 5
(1)Aku sudah bersiap untuk menaruh paket tersebut di kotak pos, sebelum kemudian sebuah suara langkah diseret dan gagang diputar terdengar dari balik pintu.
(2)"Gomenashai (maaf), tadi saya di kamar mandi," seorang wanita berusia 70-an muncul dari balik pintu sambil merunduk meminta maaf.
(3)"Daijobu (tidak apa-apa), ini ada paket untuk Anda," aku berusaha tetap tersenyum.
(4)"Arigatou! Eh tunggu dulu, apakah Anda orang Indonesia?" sambil memperbaiki posisi kacamatanya, nenek tersebut memandangi wajahku dari dekat.
b. Pertanyaan yang dituliskan di kertas lipat