Beberapa penyakit yang sering kambuh akibat aksi 'balas dendam' lebaran adalah
- naiknya kadar kolesterol
- diabetes
- tekanan darah tinggi
- jantung bahkan hingga stroke
Makanan yang tinggi kolesterol terutama adalah makanan yang banyak mengandung saturated fat [nugget, burger, sosis] serta jenis daging, susu, mentega, roti, hati dan beberapa jenis seafood seperti udang, kepiting cumi-cumi dan kerang.
Semua penyakit tersebut di atas berhubungan erat dengan lemak dan protein. Protein memang di butuhkan tubuh tetapi protein berlebih justru sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Â Tidak seperti sel-sel lemak yang bisa disimpan dalam jaringan lemak jika kelebihan, tubuh tidak punya tempat untuk menyimpan kelebihan protein. Oleh karena itu, kebanyakan protein akan diuban tubuh menjadi lemak terlebih dahulu untuk bisa disimpan. Disinilah kunci dari bahaya kelebihan protein.
Semakin banyak protein yang diubah menjadi lemak artinya cadangan lemak dalam tubuh semakin bertambah, dan itu berarti risiko penyakit akibat lemak akan berdatangan, mulai dari kolesterol tinggi hingga penyakit jantung.
Dalam Journal of the American Geriatrics Society disebutkan, kelebihan protein tidak baik untuk ginjal, Â hati dan menyebabkan tubuh kekurangan vitamin serta mineral. Protein berlebih juga berkaitan erat dengan osteoporosis dan kanker.
Senyawa tersebut akan menyebabkan ginjal bekerja lebih berat untuk mengeluarkannya dari tubuh. Alhasil, ginjal akan membutuhkan lebih banyak air dan dari situlah dehidrasi muncul. Jika tubuh sudah dehidrasi, berat badan bisa berkurang karena massa otot dan tulang berkurang. Akibatnya, timbul risiko osteoporosis. Dehidrasi juga menyebabkan ginjal menjadi stres dan efeknya akan berdampak pada jantung.
Senyawa keton dan dehidrasi juga menyebabkan tubuh menjadi lemas, pusing, bau mulut dan lainnya. Protein juga bisa menyebabkan reaksi alergi, seperti dermatitis topic, kaligata, penyakit kolagen, colitis ulserativa dan penyakit crohn. Protein hewani yang berlebihan dapat merusak DNA dan mengubah sel-sel menjadi sel kanker. [sumber : health.detik.com]