Mohon tunggu...
Riyaniana
Riyaniana Mohon Tunggu... Penjahit - Mahasiswa

suka banyak hal yang berhubungan dengan menggambar, menulis, keratiftas. hanya sekedar suka bukan ahli dibidangnya

Selanjutnya

Tutup

Book

Rantau

5 Maret 2023   17:32 Diperbarui: 5 Maret 2023   17:37 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Ketika sedih kemana air mata saat tidak ada yang mengusapnya, itu akan tetap ada dimata.

Rasa takut megalahkan air mata untuk keluar, menjadi kekuatan ketegaran untuk melewati segalanya sendiri.

Seiring waktu menciptakan kepribadian yang mandiri, siap dalam segala hal dan resiko untuk menanggagungnya sendiri,

Air mata sepretinya sudah menjadi hal yang tak berguna, semua menjadi hampa kegagal dan juara sudah biasa.

Gagal kenapa tak masalah semua pernah gagal, dan kenapa dengan gagal aku tinggil bangkit ataupun menghindar.

Berhasil  memang pantas, sudah diperjuangkan semaksimal mungkin memang harus ada akhir dan ini akhirnya.

Ternyata sudah lama hidup dalam benak ketakun, perasaan sendiri tidak ada yang menemani.

Menipu diri dengan kata semua akan baik-baik saja, hingga lupa sebenarnya aku tidak sendiri,

Coba aku hitung ada berapa orang yang menemaniku, dan ternyata tidak bisa dihitung.

Terlalu banyak di gerbong kereta ini saja penuh, tak bisa ku hitung berapa orang yang sama-sama sedang berjuang.

Aku terlalu sombong bahwa semua keberhasilan bisa diraih karena kerja kerasku,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun