Hujan yang sudah lama tidak turun, membuat saya prihatin pada akhirnya, sebabÂ
Begitu memprihatinkannya kemarau panjang di kebun gersang, tanah retak-retak, dedaunan rontok, pohon merangas sedang berbunga dan berbuah.
Menyampaikan pula rasa kawatir dan dugaan bila alam terusik, bisa jadi nanti saat turun hujan sangat deras disertai petir dan angin ribut, seperti yang pernah terjadi di musim hujan tahun lalu. Â
Ada tujuh rumah yang terkena petir mulai dari jaringan listrik hingga barang elektroniknya hangus dan delapan rumah atapnya terkelupas di terjang angin ribut, bersyukur tidak memakan korban jiwa.Â
Namun, apakah musibah dan jarangnya hujan terkait jasa pawang hujan / orang pintar yang mengusik tatatan alam semesta disekitarnya, Wallahu a'lam bis-shawab.Â
Saya selalu ingat pesan Bapak (Alm) Al-Fatehah, dimanapun jadi buruh belajarlah dari alam + warga sekitarnya dan selalu ingat dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. (SS)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H