Di bulan pertama, Minggu pagi, setelah dipersiapkan ube rampe sebelumnya, bada Shubuh ditangkringkan di jok motor lantas kami meluncur ke TKP. menuju area sebelah Barat pintu GOR, namun kami kecele tempat terlihat penuh lapak. Dan disarankan oleh tukang parkirnya ke arah Timur, kami pun putar balik, kurang lebih 100 meter terlihat ada tempat kosong lantas kami pajang meja, selagi sibuk pasang banner tiba-tiba didekati lelaki paroh baya pendek kekar berbaju rompi parkir menegur kami, tempat tersebut sudah ada ‘pemiliknya’ namun setelah nego ganti ‘uang parkir’ Rp. 5.000,- akhirnya kami hanya geser dua meter + retribusi paguyuban Rp.3.000,- gandeng lapak asesoris Hp tentu kami ijin ke pemiliknya dan Alhamdulillah diijinkan, selesai sudah mejeng kuliner udang lobster.
Begitulah sekedar berbagi kegiatan yang sebenarnya ‘salah’ menduduki tempat umum alias bukan peruntukanya. Namun tak salah pula bila test pasar suatu kreatifitas baru dengan modal pas-pasan, pajang saja di pusat keramian, sebab kita bisa segera tahu kekurangan dan selera konsumennya, bila tak ada respon ya wish…balik kanan, pulang!
Sekedar catatan penutup, setiap saya melayani konsumen iseng-iseng ‘survei’ secara acak pada Mbak, Mas, Bu, Pak, Tante, Taci, Ooh, Om, Adek ‘andai sepanjang jalan ke GOR tak ada pedagang kaki lima, menarik tidak?’ jawab mereka TIDAAAK!!! Dan ketika saya tanya udang lobster ‘enak apa tidak?’ mereka jawab ENAAAK!!! tentu menambah gairah saya menulis, hadeh… sampai tiga halaman belum gambar hahaahaaa! Salam K’sianer… Purwokerto, 19 Desember 2015 (SS.)
*Foto Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H