Mohon tunggu...
Singgih S
Singgih S Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Omo Sanza Lettere Disini http/www.kompasiana.com/satejamur

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mencecap ‘Kejujuran’ Ragam Kopi Nusantara di Kedai Kopi Praketa (Secangkir Kopi) #1-2

30 Juni 2015   19:56 Diperbarui: 30 Juni 2015   19:56 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purwokerto, sabtu (20/6) malam minggu di langit kota Purwokerto biru cerah terlihat bulan bulat yang ditemani bintang Kejora di ufuk Barat menemani laju kuda besi menerobos lalu lalang lalu lintas dan dingin udara musim kemarau, melaju dengan kecepatan sedang dari tempat tinggal penulis di desa Berkoh Purwokerto Selatan ke arah Purwokerto Utara dan duabelas menit kemudian kuda besi nangkring di tempat parkir. Gegara rekan group penikmat kopi tubruk di WA dan BB sedari awal bulan Juni 2015 sering berdenting obrolan dan testimoni kedai kopi baru di belakang BNI Unsoed Grendeng, dengan seduhan kopi yang almost perfect dan mengusung konsep manual brewing dan bla…blaa…blaaa selalu menggoda ‘syaraf’ gila kopi penulis mencecap beragam biji kopi se Nusantara.

“Wow…!” itu kata pertama terlontar dari mulut penulis ketika melihat dari tempat parkir ke dalam Praketa Caffe Shop bak magnet menarik kedua kaki melangkah mendekat, sesaat mata tua menyapu tata ruang yang minimalis namun lega dan didominasi furnituri kayu alami pun demikian meja dan kursinya menyamankan suasana, kursi penuh pelanggan.

Tiba di depan pintu segera mendapatkan sambutan hangat dari Mas. bro. Indra dan Dimas dengan keramahan khas yang memang seharusnya dimiliki oleh para barista yang memiliki jiwa "excellent servanthood” membuat penulis yang duduk di sudut bar cepat tune in dengan ritme pelayanan serta passion mereka pada kopi membuat memori otak tua penulis stuck ketika mereka berdua ‘bocor’ berbagi pengetahuan dibalik secangkir kopi sembari penulis mencecap secangkir ‘seni’ manual brewing-nya. 

 

 

 
 

Kedai kopi Praketa tepatnya berada di Jalan HR. Bunyamin No. 129 (belakang BNI Unsoed-depan kantor pusat Unsoed) Purwokerto dan kata ‘Praketa’ itu sendiri diambil dari bahasa  Sansekerta yang berarti pengetahuan atau sudut pandang, buka setiap hari mulai Pukul 16.00 – 24.00 WIB, hari Senin libur. Dan benar mereka tak sekedar menyajikan secangkir kopi tapi juga berbagi pengetahuan seputar kopi dan konsep manual brewingnya pada para pelangganya.

 

 
Dan itu membuat penulis kembali di hari Selasa (23/6) dan lagi di hari Minggu (27/6) sedari pukul 20.15 hingga pukul 22.30 WIB. Tak cukup sekali cecap beragam seduhan kopi mengena di hati penulis, tentu tak sendiri ditemani tiga anggota group penggila kopi yang selau hadir terlambat dan pastinya di meja bar tersaji ragam seduhan.

  

                                                                                          

Melihat kecakapan olah ‘seni’ dan konsep manual brewing, sepertinya menarik buat berbagi dengan kompsianer pecinta kopi berbagi ‘cecapan’ seni manual brewing dan pengetahuan tentang ragam kopi, lebih dari pada itu penulis penasaran dengan keberanian mereka mengaktualisasikan diri mengusung konsep manual brewing, pada umumnya masih terpaku menunggu-menunggu tersedianya mesin espresso yang mahal-mahal.

Seperti kedai kopi pada umumnya yang menyajikan beragam seduhan aneka kopi ose (biji kopi) segar sebagai branded mereka, demikian pula kedai kopi Praketa penulis lihat di dalam toples-toples terlihat beragam biji kopi segar yang didatangkan langsung dari wilayah di Nusantara, lihat gambar peta.

 

Menurut Mas bro Indra sengaja memilih hanya menyediakan menu minuman kopi saja dengan metode pembuatan manual brewing seperti ; kopi tubruk, french press, drip filter, pour over, turkish, moka pot, aeropress, dan clever dan seduhan kopi yang disajikan dapat mengeluarkan ‘kejujuran’ nya dengan caranya masing-masing. Pelanggan tinggal pilih grade: low, caffeine, acid, dan > bitter. Lalu menunjuk ‘menu’ racikan manual brewing kopi tubruk seduhan kopi ala Indonesia, French press: peredaman kopi ala Prancis, Drip filter: penyaringan kopi ala Vietnam, pour Over: penyaringan kopi ala Jepang, Turkish: rebusan kopi ala Turki, Moka Pot: penekanan kopi ala Italia, Aeropress: penekanan kopi ala Amerika, Clever: kombinasi peredaman dan penyaringan kopi

.

Tak hanya itu, menyediakan pula Espresso Based yakni varian minuman yang menggunakan ekspresso sebagai bahan dasar dan dibuat dengan cara manual dengan menggunakan Moka Pot ekspress (tanpa cream) dan menurut penulis ini unik dan tak ditemui di tempat lain. Keunikannya bukan terdapat pada alat atau perilaku brewing pada ground coffee nya, melainkan pemisahan antara cup kopi dengan susu. Ketika penulis bertanya mengenai cara saji unik itu mereka memberikan alasan sederhana: "menyesuaikan selera pasar atau komunitas yang menjadi main customer mereka" - ini merupakan kebijakan tersendiri, yakni mencari konvergensi antara idealisme mereka dengan selera pasar "bravo !". (23/6)

Untuk harga minuman IDR 7.500 – 16.000, sangat terjangkau mengingat minumannya menggunakan ’fresh’ kopi dan saya lihat dan rasakan memiliki konsistensi standar pelayanan yakni berbagi kekuatan dan ciri rasa setiap kopi serta metode brewing yang akan dipilih pada pelanggannya. Sebagaimana Mas bro Indra dan Dimasz duo Barista berbagi dengan penulis tentang taste natural sweetness ‘kejujuran’ ragam biji kopi dan menurutnya saling memperkuat dan menyatu, seperti kopi Kintamani dengan ‘body’ yang ringan, keasaman yang ‘medium’ dan ‘flavor citrus’ cenderung ke arah rasa jeruk; Enrekang aroma coklat, herbal; Gayo ‘body’ yang ‘full’ pekat, dengan ‘flavor’ khasnya,’spicy’ dan tanah; kopi Lintong dari Sumatera ‘Flavor’-nya cenderung ke tanah dan herbal; Mandailing sensasi keasamannya rendah karena ‘flavor’ dan aroma seperti tanah, tembakau, dan sangat kuat; Toraja sedang tingkat keasaman dan ada unsur dark chocolate.

 

Akankah konsep manual brewing diusung kedai kopi Praketa bisa menghadirkan ‘kejujuran’ nuansa seduhan kopi Nusantara dalam secangkir kopi? akan penulis bagi ceritanya di bagian 2. Pembuktian…

Bersambung...

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun