Kasus penenggelaman 19 kapal asing oleh Ibu Susi Pudjiastuti saat menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang berasal dari Malaysia, Cina, Vietnam dan Thailand menjadi tanda bahwa ancaman negara tetangga sangat besar.Â
Disisi lain adanya upaya negara lain ingin menguasai pulau terluar Indonesia juga menjadi ancaman tersendiri. Pemerintah akan bekerja keras menjaga kedaulatan dari ancaman negara asing.Â
Potensi Indonesia Sebagai Kekuatan Poros Maritim Dunia
Terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Mengutip informasi pada situs Bank Indonesia menjelaskan bahwa ini adalah kali pertama Indonesia diberi kepercayaan dan kehormatan sebagai Presidensi G20 dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Keuntungan sebagai Presidensi G20, Indonesia dapat menentukan agenda prioritas pada rangkaian kegiatan G20 serta memimpin forum global dalam mengatasi tantangan berbagai isu di level dunia (Sumber 1).Â
Bapak Joko Widodo selaku presiden Indonesia sekaligus presidensi G20 saat ini memiliki peluang kuat dalam menguatkan potensi Indonesia sebagai kekuatan poros maritim dunia seperti yang disampaikan saat di Myanmar 2014 lalu.Â
G20 yang beranggotakan negara maju beserta 1 kawasan regional seperti Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.Â
Melihat keanggotaan tersebut, Indonesia justru menjadi satu-satunya wakil Asean yang diharapkan bisa membawa perubahan positif pada bidang maritim.Â
Merujuk pada data Bank Dunia terkait negara penghasil produk ikan terbesar di dunia. Indonesia patut bangga karena menempati peringkat kedua dengan hasil perikanan mencapai 23,2 juta ton. Jumlah ini dibawah Cina yang menghasilkan 81,5 juta ton produk perikanan (Sumber 2).