Pembelajar multibahasa mungkin memiliki prestise yang rendah jika mereka termasuk dalam kelompok minoritas. Misalnya saja di kelas bahasa, ada siswa yang memiliki logat Jawa yang dianggap "Medoc" karena diolok-olok oleh temannya (Lestari, 2020).
- Orang dengan bahasa minoritas atau  kurang dikenal mengalami diskriminasi bahasa di lingkungan yang lebih dominan.
Diskriminasi ini dapat menimbulkan masalah sosial seperti ketidakadilan, kesenjangan sosial, dan konflik, dan orang-orang yang tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa  mayoritas masyarakat mungkin merasa terisolasi secara sosial.
Hal ini dapat membatasi kesempatan  untuk berinteraksi dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya dan politik. Dalam situasi multibahasa, muncul berbagai permasalahan dalam penggunaan tindak tutur, seperti:
- Keterbatasan Bahasa
- Jika seseorang tidak mengetahui suatu bahasa tertentu, ia dapat menggunakan tindak tutur untuk memperjelas maksud atau maksudnya. Dengan siapa dia berbicara. Misalnya, gunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara untuk menunjukkan emosi dan niat Anda.
- Memfasilitasi Komunikasi
- Dalam situasi dimana terdapat perbedaan bahasa, tindak tutur dapat membantu memperlancar komunikasi antar individu atau kelompok yang berbeda bahasa. Contohnya termasuk penggunaan tindak tutur, seperti mengulang kata-kata penting, atau menggunakan bahasa isyarat untuk memastikan  pesan tersampaikan dengan jelas.
- Mengenali keberagaman bahasa
- Masyarakat dapat menunjukkan keberagaman kognitif dan kebahasaan melalui tindak tutur yang tepat. Misalnya saja dengan menggunakan ucapan syukur dan kata lain yang mengungkapkan penghargaan dan penghormatan terhadap  minoritas atau bahasa asing yang digunakan (Izhar & Seftika, 2020), inilah aliran filsafat linguistik.
- Memahami.
 Filsafat sintetik berasumsi bahwa bahasa adalah fenomena yang sangat kompleks yang mencakup aspek-aspek seperti ucapan, tata bahasa, makna, konteks sosial dan budaya, serta interaksi sosial.
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah sosial multibahasa dengan menggunakan pendekatan filosofis terpadu. Pendekatan filosofis yang holistik dalam konteks multibahasa dapat membantu mengatasi beberapa permasalahan sosial yang muncul, seperti:
- Kesalahpahaman atau kesalahpahaman antar individu atau kelompok yang berbeda bahasa atau budaya. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah sosial multibahasa dengan menggunakan pendekatan filosofis yang komprehensif.
- Memahami kerangka berpikir dan latar belakang budaya orang lain Dalam pendekatan filosofis holistik, penting untuk memahami budaya dan kerangka berpikir orang lain, terutama jika mereka multibahasa konteks. Hal ini  membantu memahami bagaimana orang menggunakan bahasa dan menciptakan pemahaman yang lebih baik antara individu atau kelompok dengan bahasa dan budaya yang berbeda.
- Menggunakan Pendekatan Pragmatis
Pragmatik merupakan salah satu cabang filsafat umum yang menekankan pada fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks multibahasa, pendekatan pragmatis membantu  memahami tujuan dan maksud komunikasi. Hal ini dapat  meminimalkan kesalahpahaman dan meningkatkan efisiensi komunikasi antar individu atau kelompok yang menggunakan bahasa berbeda.
- Mempromosikan Pembelajaran Bahasa
Pendekatan filosofis terpadu juga dapat digunakan untuk mempromosikan pembelajaran bahasa dan menilai keragaman bahasa. Dalam situasi multibahasa, mempelajari suatu bahasa dapat membantu meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap  minoritas atau bahasa asing yang digunakan. Hal ini  membantu membangun hubungan yang lebih baik antara individu dan kelompok dengan bahasa dan budaya yang berbeda (Sumanto, 2017).
KesimpulanÂ
Lebih lanjut, hal ini diharapkan  melibatkan kolaborasi antara para filsuf bahasa, pakar bahasa dan budaya, serta pemangku kepentingan  masyarakat. Kolaborasi ini memungkinkan pengembangan strategi dan teknik yang lebih  sesuai dengan konteks sosial dan budaya masyarakat. Filsafat bahasa berperan penting dalam membangun keharmonisan sosial dalam masyarakat. Beberapa permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari konflik etnis, anomali dan persamaan, serta permasalahan multibahasa.
 Dalam konteks ini, filsafat bahasa  membantu mengatasi permasalahan yang timbul dari perbedaan linguistik dan budaya, seperti kesalahpahaman, stereotip, dan konflik. Filsafat bahasa mempunyai beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan sosial dalam bahasa, antara lain filsafat analitik, filsafat interpretatif, dan filsafat sintetik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H