Mohon tunggu...
Indri Mairani
Indri Mairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM: 43223010163 | Program Studi: S1 Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Saya adalah seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas Mercu Buana Jakarta. Hobi yang saya gemari adalah membaca buku fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   16:33 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:36 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pemenang sejati menurut falsafah ini bukanlah orang yang sombong atau merasa lebih unggul, melainkan seseorang yang mampu mengendalikan diri, menghormati perasaan orang lain, dan menciptakan harmoni dalam hubungan sosial. Filosofi ini juga mengingatkan agar setiap orang selalu bersyukur dan sadar bahwa keberhasilan adalah anugerah, bukan alat untuk menguasai atau menekan orang lain.

  • Trimah Mawi Pasrah (Menerima dengan Pasrah)

Dalam konsep ini falsafah hidup dalam budaya Jawa yang mengajarkan tentang pentingnya sikap ikhlas dan kepasrahan dalam menerima segala peristiwa yang terjadi, baik suka maupun duka. Falsafah ini menekankan bahwa untuk mencapai ketenangan batin, seseorang harus belajar melepaskan keterikatan pada masa lalu dan menerima kenyataan dengan hati yang lapang. Sikap trimah mengajarkan ikhlas dalam menerima apa pun yang telah terjadi tanpa penyesalan, sedangkan pasrah berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan setelah melakukan usaha terbaik. Dengan demikian, konsep ini menjadi kunci untuk mencapai ketentraman jiwa dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.

Dengan mengamalkan trimah mawi pasrah, seseorang akan lebih mudah menemukan kedamaian di tengah ketidakpastian hidup, karena ia tidak lagi terikat pada keinginan untuk selalu mengontrol hasil atau memaksakan kehendaknya. Falsafah ini tidak berarti pasif atau menyerah begitu saja pada nasib, melainkan mengajarkan keseimbangan antara usaha dan penerimaan. Setelah berusaha dengan sebaik-baiknya, seseorang diajak untuk tidak larut dalam kekecewaan bila hasilnya tidak sesuai harapan, melainkan percaya bahwa ada hikmah di balik setiap kejadian dan Tuhan selalu memiliki rencana terbaik.

Mengapa gaya kepemimpinan Sosrokartono relevan dan patut dipelajari hingga kini?

R.M.P Sosrokartono, kakak dari R.A. Kartini, adalah sosok pemimpin yang memiliki pandangan hidup unik dan relevan hingga kini. Beliau dikenal sebagai intelektual, jurnalis, serta ahli bahasa yang menguasai lebih dari 20 bahasa asing. Gaya kepemimpinannya berakar pada kearifan lokal, kebijaksanaan spiritual, dan sikap rendah hati, yang dapat menjadi inspirasi dalam menghadapi tantangan kepemimpinan modern. Dalam era yang semakin kompleks ini, pendekatan seperti milik R.M.P Sosrokartono yang menekankan keseimbangan antara ilmu, moralitas, dan spiritualitas menjadi sangat relevan.

Salah satu aspek kepemimpinan R.M.P Sosrokartono yang patut dipelajari adalah kemampuannya dalam menjembatani perbedaan. Beliau sering menjadi penengah dalam berbagai situasi berkat keterampilannya dalam berkomunikasi lintas budaya dan bahasa. Dalam konteks dunia global saat ini, seorang pemimpin dituntut untuk bisa beradaptasi dengan berbagai latar belakang dan sudut pandang. Beliau menunjukkan bahwa komunikasi efektif dan empati adalah kunci keberhasilan dalam memimpin, terutama di tengah lingkungan yang beragam.

Selain itu, nilai spiritualitas dalam kepemimpinannya menekankan pentingnya kebijaksanaan batin dan ketulusan. Beliau sering menyampaikan pesan bahwa ilmu tanpa moralitas adalah sia-sia. Ia juga dikenal dengan falsafah hidup "Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake" yang artinya "kaya tanpa harta, kuat tanpa kesaktian, menyerang tanpa pasukan, dan menang tanpa merendahkan". Filosofi ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin tidak terletak pada kekuasaan atau materi, tetapi pada kemampuan menginspirasi dan memengaruhi tanpa memaksakan kehendak.

Gaya kepemimpinan Sosrokartono juga mencerminkan pentingnya kepemimpinan yang melayani. Beliau menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk membantu orang lain, baik sebagai penyembuh maupun penasehat spiritual. Kepemimpinan yang melayani ini menjadi semakin relevan di tengah krisis kepercayaan terhadap pemimpin-pemimpin yang hanya mengejar kekuasaan. Beliau mengajarkan bahwa pemimpin harus menempatkan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi, menjadikan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.

Dengan mengombinasikan nilai-nilai kebijaksanaan, komunikasi lintas budaya, dan kepemimpinan yang melayani, gaya kepemimpinan R.M.P Sosrokartono menawarkan pelajaran berharga untuk zaman modern. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian dan persaingan, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki empati, moralitas, dan visi yang jauh melampaui kepentingan sesaat. Oleh karena itu, mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan beliau dapat membantu menciptakan pemimpin yang lebih bijaksana dan relevan dengan tantangan masa kini.

Dokpri Prof Apollo
Dokpri Prof Apollo

Dokpri Prof Apollo
Dokpri Prof Apollo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun