Abstrak
World Health Organization (WHO) dalam world health statistics tahun 2021 menunjukan bahwa prevalensi anemia pada wanita usia reproduktif (15-49) di dunia tahun 2019 berkisar sebanyak 29.9 %. Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 oleh Balitbangkes di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri berkisar sebesar 27.2 % pada kelompok usia 15-24 tahun. Penyebab anemia umumnya karena kurangnya pengetahuan tentang anemia, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dan Vitamin A. Pada usia remaja, gizi merupakan salah satu masalah yang masih terjadi. Tingkat kejadian di Indonesia sebesar 7,5 juta dan memasuki angka 8 dari 11 negara di Asia. Kejadian ini lebih sering terjadi pada remaja putri karena mempunya siklus menstruasi. Status anemia pada remaja diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan gizi serta kepatuhan konsumsi tablet tambah darah. Anemia merupakan masalah kesehatan utama masyarakat dunia khususnya di negara berkembang, sekitar 50-80 % anemia disebabkan kekurangan zat besi. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya remaja putri.
Kata Kunci: Anemia, Remaja, Hemoglobin.
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) dalam world health statistics tahun 2021 menunjukan bahwa prevalensi anemia pada wanita usia reproduktif (15-49) di dunia tahun 2019 berkisar sebanyak 29.9 % dan prevalensi anemia pada Wanita tidak hamil usia 15-49 tahun sebesar 29.6% yang mana kategori usia remaja termasuk didalamnya. Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 oleh Balitbangkes di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri berkisar sebesar 27.2 % pada kelompok usia 15-24 tahun sedangkan pada remaja putra angka anemia lebih rendah yaitu sebesar 20.3 % sehingga hal ini menyebabkan anemia merupakan masalah kesehatan utama pada remaja khususnya remaja putri. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik (Aulya et al., 2022).
Anemia ialah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari kadar normal untuk kelompok orang beradasarkan usia dan jenis kelamin, pada Wanita remaja kadar Hb normal ialah 12-15 gr/dl dan pada remaja pria sebesar 13-17 gr/dl (Adriani, 2017). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 anemia merupakan kondisi tubuh dimana jumlah sel darah merah dan kapasitas pengangkatan oksigennya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, ini adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah normal (<4,2 juta/l) atau kadar Hb <12g/l pada Wanita dan <13 pada pria. Kebutuhan fisiologis tubuh seseorang bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, tempat tinggal,perilaku merokok dan tahap kehamilan. Penyebab anemia umumnya karena kurangnya pengetahuan tentang anemia, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dan Vitamin A. Beberapa penyebab lain yang tidak umum terjadi ialah peradangan akut dan kronis, infeksi parasite, kelainan bawaan yang mempemgaruhi sintesis hemoglobin, kekurangan produksi sel darah merah (Siska, 2017) (Aulya et al., 2022).
Masalah anemia pada remaja putri telah menarik perhatian pemerintah untuk segera ditanggulangi. Salah satu upaya penanggulangan anemia pada remaja putri yaitu dengan puskesmas memberikan tablet tambah darah (TTD) yang terdiri dari 4 tablet yang dikonsumsi selama 1 bulan, 1 tablet dikonsumsi setiap minggunya. Masalah terkait kepatuhan menjadi kendala utama dalam penambahan zat besi harian, salah satu pengalihan untuk mengatasi kepatuhan dengan mengonsumsi seminggu sekali. Hal ini dilakukan agar remaja patuh dan tidak malas untuk mengonsumsi dan upaya pemberian penyuluhan terkait tablet tambah darah serta kejadian anemia (Putri et al., 2017). Apabila remaja patuh untuk mengonsumsi maka, kejadian anemia dapat dicegah. Pembahasan ini dilakukan untuk melihat,mengidentifikasi dan menganalisis apakah ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah terhadap kejadian anemia pada remaja putri (Suaib et al., 2024).
PEMBAHASAN
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia, karena pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi dan lebih-lebih mereka berpengetahuan kurang terhadap anemia. Pada saat remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali, membutuhkan lebih banyak zat besi untuk menggantikan kehilangan darah akibat menstruasi tersebut. Nilai ambang batas untuk anemia menurut WHO (2015) adalah untuk umur 5-11 th < 11,5 g/dl, 11-14 tahun 12,0 g/dl, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan < 12 g/dl dan anak laki-laki < 13 g/dl. (Dardjito dan Anandari, 2016) (Indrawatiningsih et al., 2021).
Faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan remaja putri tentang tablet Fe antara lain kurangnya informasi yang didapat oleh responden baik dari tenaga kesehatan, media masa, media elektronika maupun dari pihak keluarga, serta kemampuan dari remaja putri untuk memahami informasi yang diberikan. Selain hal tersebut pengetahuan kurang pada remaja putri dikarenakan kurangnya pemberian informasi dari pihak puskesmas setempat yang bekerja sama dengan perangkat desa. (Masthalina, 2015) (Indrawatiningsih et al., 2021).
Upaya yang dilakukan untuk membantu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Pemberian Tablet Tambah Darah ini bertujuan yang pertama untuk menjalankan program pemerintah tentang pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri dan untuk mengurangi kejadian anemia pada remaja putri saat menstruasi agar tidak mengganggu saat proses pembelajaran berlangsung dikarenakan saat menstruasi banyak remaja putri yang merasakan lesu, lemes, nyeri dan mengurangi konsentrasi saat belajar.(Kemenkes, 2017) (Indrawatiningsih et al., 2021).
Meningkatnya kadar hemoglobin pada perempuan usia 11-19 tahun juga dipengaruhi factor usia, status gizi, frekuensi menstruasi, asupan makanan sehari-hari, pola makan, mengkonsumsi tablet mineral, dan kegiatan bergerak atau olahraga ringan (Putra et al., 2020). Ketika remaja putri mengalami menstruasi akan mempengaruhi hemoglobin oleh karena itu, dengan mengkonsumsi tablet Fe dapat meningkat kadar tersebut. Dibuktikan dengan teori tablet Fe (TTD) mempunyai manfaat kepada remaja putri ketika sedang mentruasi hal ini dikarenakan kurangnya kadar zat besi. Saat menstruasi perempuan membutuhkan setidaknya tablet tambah darah satu miligram per hari demi menjaga keseimbangan dikarenakan saat menstruasi rata-rata darah yang keluar sebanyak 60 ml per bulan yang sama dengan 30 mg besi. Dengan konsumsi tablet Fe remaja putri dapat terhindar dari anemia atau pun mengobati anemia (Putra et al., 2020) (Suaib et al., 2024).
KESIMPULAN
Sebagian besar remaja putri belum memahami dengan benar tentang anemia, tetapi telah mendengar tentang istilah anemia dan diasumsikan sebagai kekurangan darah. Remaja putri menderita anemia disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, durasi tidur malam kurang dari 8 jam dan selalu tidur diatas jam 10 malam serta pengeluaran darah menstruasi yang cukup banyak. Seluruh remaja putri yang menderita anemia merasakan dampak seperti pusing, mata berkunang-kunang dan lemas. Remaja putri belum mengetahui tentang pencegahan anemia dan jarang mengkonsumsi tablet tambah darah (Aulya et al., 2022).
DAFTAR PUSTAKA
Aulya, Y., Siauta, J. A., & Nizmadilla, Y. (2022). Analisis Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(4), 1377--1386. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP
Indrawatiningsih, Y., Hamid, S. A., Sari, E. P., & Listiono, H. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 331. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i1.1116
Suaib, F., Rowa, S. S., & Adwiah, W. (2024). Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 19(1), 71--76. https://doi.org/10.32382/medkes.v19i1.549
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H