Mohon tunggu...
pagihujanpagi
pagihujanpagi Mohon Tunggu... -

Jejak Karya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Waspada Terhadap Tanggapan Iklan

13 Desember 2011   06:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:23 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa minggu ini, kami berniat mengiklankan rumah yang hendak kami jual. Dari mbah Google, kami mendapatkan beberapa Blog/Website/link  atau apalah namanya {maaf kalo salah sebut,maklum gaptek} yang kami gunakan untuk mengiklankan rumah kami tersebut. Terus-terang saja, kami mencari yang gratis-an hehe.....kami juga tidak tergesa-gesa agar rumah kami cepat laku terjual, yah...sambil lalu saja, kali aja ada yang nyantol dan cocok.

Baru sehari mengiklankan, beberapa SMS masuk ke HP kami. Kami mencantumkan beberapa nomor yang bisa dihubungi seperti nomor suami, no saya sendiri juga no mertua. Pertama yang mendapat SMS kebetulan saya sendiri, dengan isi SMS : " Saya ibu S. Lestari. Mengenai rumah yang kemarin, saya sudah bicarakan dengan suami saya. Harap hub suami saya Dr. ...... di no 081.........". Esoknya,  saya mendapatkan SMS lagi dengan isi : " Saya ibu Rahayu. Mengenai rumah yang kemarin, saya sudah bicarakan dengan suami saya. Harga cocok,nego kan? Harap hub suami saya Ir. ......... di no 085....... "

Tak lama Ibu mertua dan suami pun mendapat SMS yang sama. Ada beberapa yang pengirimnya sama, tapi ada juga yang berbeda. Semula saya senang dengan respon yang masuk, tapi setelah SMS ke-dua saya terima saya mulai curiga. Saya utarakan pada mertua maupun suami saya tentqang kecurigaan saya itu. Ada modus apa nih??

Pada saat SMS pertama masuk kepada saya, saya membalasnya dengan isi SMS sbb : " Mengenai rumah yang akan dijual, silahkan ibu / bapak datang saja ke rumah untuk sekalian melihat lokasi, thx ". Demikian juga Ibu mertua saya membalas dengan kata-kata yang sama, tapi sejak saat itu tidak mendapat jawaban lagi.

Saya dan Suami penasaran!  Bukan penasaran rumah pengen buru-buru laku, tapi penasaran sama niat orang itu mau apa siihh? kalo mau nipu, kok cuma begitu aja caranya? Akhirnya, suami saya menelpon salah satu dari pengirim SMS2 yang katanya berniat membeli rumah kami. Adapun isi percakapan suami saya dengan Dokter (Dr) atau Insinyur (Ir) itu kurang lebih sebagai berikut :

Suami : " Halo Pak, ini dengan Bp Dokter........., saya dapat info dari ibu S. Lestari untuk menghubungi Bapak "

Dr X    : " Oh ya benar pak, ya soal rumah itu istri saya udah cocok tapi harga bisa turun tidak? "

Suami : " Boleh saja pak, tapi apa tidak dilihat dulu? "

Dr X    : " Istri saya sudah lihat kok, jadi saya ikut saja deh. Ya sudah, gimana tadi soal harga? "

Suami : " Seperti yang di iklan pa harga 950jt, boleh nego tapi harga paling bisa kurang sedikit aja pak "

Dr X    : " Ya sudah 930jt  bagaimana, DPnya saya transfer besok jam 10, tolong di SMSkan saja No rekening, Bank mana dan Nama anda yang jelas, gimana? "

(Sebenarnya, sampai disitu suami saya semakin merasa ketidakberesan. Tapi dari awal kami sudah berniat mengetahui apa niat orang tersebut. jadi kami ikuti saja apa yang Dokter itu bilang, sambil tetap waspada dan menerka2 arah tipuan mereka.) Ok, kita lanjut....

Suami : " Ok Pak, sebentar saya kirim deh No rekeningnya. Bapak mau DP berapa? "

Dr. X  : " 30jt dulu ya, sebagai tanda jadi "

Suami : " Ok lah pak, besok jam 10 lebih saya cek ya pak "

Dr X    : " Ok "

Tak lama, suami pun mengirimkan no Rek kami yang kebetulan saldonya cuma 20 ribuan rupiah (hehe...ketahuan deh kerenya hihi...). Itupun untuk mengetahui, apakah jumlah yang dia kirim sesuai dengan kesepakatan (itupun kalo bener dikirim).

Esoknya, jam 10.30an kami mengecek rekening tersebut dan mendapatkan saldo tetap dan tidak berubah Rp. 20.000-an. Sorenya, Dokter itu menelpon dan menanyakan tentang transfer-an uang tersebut. Jelas saja suami saya bilang, belum masuk. dan bahwa kami sudah mengeceknya tadi jam 10.30an. Seolah-olah terkejut dokter itu seakan-akan tidak mempercayai perkataan suami saya. Tunggu sebentar ya pa, saya cek dulu katanya. Selang berapa lama sang Dokter yang ngakunya Dokter Bedah itu kembali menelpon dan meminta agar suami saya mengecek kembali ke ATM.

Beberapa menit kemudian, suami saya menelpon dan mengatakanpada Dokter itu bahwa uang belum masuk juga!. Suami saya meyakinkan bahwa saat itu dia sedang berada di ATM, padahal saat itu dia sedang bersama saya menjaga anak saya yang sedang di rawat di sebuah rumah sakit. Seolah-olah panik, Dokter tersebut meminta waktu satu jam untuk re-cek ke Bank yang bersangkutan. Kami iyakan saja, padahal dari sini kami mulai membaca arah penipuan ini.

Tak lama Dokter itu menelpon dan ditelpon seakan-akan dia menelpon sebuah Bank.

Dr X   : " Pak, ini saya akan hubungkan bapak dengan Bank BCA ya "

tak lama terdengar telpon tersebut dengan backsound Themesong Bank BCA (bener-bener Themesong bang BCA loh, aduuuhh parah). Lalu ada suara seolah-olah seorang Costumer Service Bank tersebut dan menanyakan masalah apa.

Setelah bla-bla-bla suami saya menjelaskan bahwa transfer tersebut tidak pernah diterima, si CS gadungan itu mengatakan bahwa sudah terjadi transaksi dan uang tersebut menurut data di Bank Gadungan tersebut sudah masuk.

Dr X   : " Wah, jadi gimana nih pa? uang saya sudah masuk loh pak... "

Suami saya mulai kesal. Bukan kesal karena tidak jadi punya uang, karena kami sudah menduga ini ada sebuah modus penipuan. Tapi kesal dengan kelakuan para penipu-penipu itu. Akhirnya, suami saya bilang : " Ya sudah, gini aja deh, besok kita ketemuan aja deh. Di Bank BCA mana saja deh, karena pasti data tersebut ada.  Saya tunggu kabar bapak Dokter deh, Bapa kan sudah tahu alamat dan nomor telpon saya..." tak lama telponpun ditutup.

Esok harinya, seharian kami menunggu telpon Pak Dokter. Sambil iseng-iseng, jam 11 malam, jam 2 dinihari, suami saya kirim SMS kepada Dokter Gadungan Penipu itu : " Pak, gimana masalah uang yang 30 juta itu??? " hehehe

Demikian cerita ini saya buat. Semoga bermanfaat buat semua dan waspada pada penipuan yang tujuan akhirnya adalah Pemerasan. Semoga kita tidak lengah dan tidak mudah terbujuk dengan iming-iming uang DP atau sejenisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun