Setelah pengamatan itu, Ki Ageng Suryomentaram membuat sebuah rumus dalam kehidupannya. Rumus yang sederhana untuk sebuah kehidupan kedepannya yang ia namai sebagai NEMSA ( 6-SA ) sebelum kita membahas mengenai NEMSA, ternyata ki ageng suryomentaran menjadikan hasil observasinya sebagai karya yang dikenal sebagai kawrung jiwa atau kawruh begja
Istilah kawruh jiwa atau ilmu tentang kebahagiaan merupakan sebuah konsep yang diambil dari beberapa naskah yang pernah ditulis oleh Ki gaeng suryomentaram yang kemudian disunting oleh putranya untuk menjadi buku yang bertajuk Kawruh Jiwa Wejangan ini pun Ki Ageng Suryomentaram (1986). Sebetulnya Kawruh Jiwa, lebih tepat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang justru dapat digolongkan sebagai filsafat manusia maupun ilmu psikologi yang memiliki basis material dan metode yang jelas, lalu disajikan secara sistematis dan logis, sehingga secara fungsional ia kemudian dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis serta menyelesaikan problematika kehidupan sehari-hari.
Istilah Kawruh Jiwa ini disebut dengan terminologi Kawruh Begja seperti yang sudah diketahui di paragrafh atas, Perubahan terminologi ini merupakan penegasan dan hasil implementasi yang  mendalam seorang Ki Ageng Suryomentaram mengenai bagaimana mencapai sebuah "kebahagiaan" yang dapat kita ketahui bahwasaanya sebuah kuncinya ada pada pengolahan dari sebuah rasa atau jiwa.
Mengenal lebih jauh mengenai ilmu kawruh jiawa yang diceturkan oleh ki ageng suryomentaran ini merupakan sebuah ilmu yang merupakan hasil dari perenuangan dalam kehidupannya atas kekhawatirannya tentang sebuah kebahagiaan dan kesajhteraan di kehidupannya. Ilmu kawruh jiwa yang dicetuskan beliau hingga saaat ini masih digunakan dan dipelajari oleh beberapa pengikutnya di mana kebanyakan pengikutnya penganut ajaran atau sistem kawruh jiwa. Kawrung jiwa ini digambarkan sebagai pengejaran sebuah kebahagiaan atau kondisi yang mirip dengan kebebasan spiritual.
Lebih dalamnya mengenai kawruh jiwa. Kawruh ini juga dapat disebut sebagai ilmu sains yang dapat digolongkan sebagai ilmu atau pengajaran filsafat manusia atau psikologi, sebab hal ini dapat juga digunakan dalam memecahkan problematika yang ada dikehidupan sehari-hari secara fungsional. Kawrung jiwa merupakan ilmu mengenai jiwa atau ilmu yang mengetahui seperti apa sifat jiwa seseorang. Kawruh bukanlah perilaku beragama melainkan suatu ajaran atau alat untuk mengukur perilaku dan kedewasaannya diri seseorang.
Karep ( keinginan ) Dasar konsep ilmu kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram ialah pengakuan akan adanya keberadaan manusia sebagai penghubung antara sebuah kebahagiaan serta kesedhan. Konsep raos begja (kebahagiaan) atau raos ciloko ( ketidak bahagiaan ) umumnya dipahami seorang manusia yang bersumber dari kondisi terpenuhi atau tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Selanjutnya setelah kebutuhan dasar terpenuhi barulah terwujud kebutuhan sekunder yang muncul dalam imajinasi manusia. Kemudia mereka menjadi korban kebutuhan yang telah dibuat sendiri, yang bersebumber dari karep (keinginan). Keinginan untuk memiliki pengaruh yang kuat pada kehidupan manusia dan sering disalahartikan oleh manusia sebagai keberadaan itu sendiri.
Dalam pemahaman Ki Ageng Suryomentawam, kebutuhan manusia ini selalu mulur (semakin mendesak) dan mungkret ( kurang mendesak ). Meski kebutuhan sudah terpenuhi bahkan menghasilkan kepuasan tersendiri, akan adanya tuntunan yang mendeksak dalam aspek lainnya yang akan segera menyusul. Nasihat yang bersumber dari Ki Ageng Suryomentaram menyebutkan bahwasannya keinginann ini snagat berpengaruh terlebih lagi pada tiga bidang yang jelas, yakni kemakmuran, pengakuan publik, dan kekuatan magis. Keinginan tiga hal itulah yang menjadikan seorang manusia dapat dikendalikan oleh egonya, kesenangan tersendiri dan apapun yang sesui dengan keinginan sendiri. Hal ini cenderung mengakibatkan adanya pemborosan sesuatu yang justru tidak menguntungkan atau tidak menyenangkan bagi seorang manusia, sehingga mencari kenyamanan, dan itulah manusiawi.
Ki Ageng Suryomentaram menyebutkan juga bahwasannya seorang manusia itu di dorong untuk mencari kesenangan untuk dirinya sendiri tanpa memperhatikan atau memperdulikan orang lain, yang akan membuat diri mereka bertindak semaunya atau sewenan-wenangnya dengan "kramadangsa" atau dalam psikologi di sebut dengan kata egois.
Kawruh jiwa mengenalkan rasa pada diri sendiri. Perasaaan diri ialah diri pembaca semua, sehingga dalam hal ini ki ageng suryomentorom pun mengistilahkan dengan pengawikan pribadi yang dapat membawa kebahagiaan. Pengawikan pribadi ialah pengendalian hawa nafsu yang dikelompokan menjadi pengawikan pribadi, mawas diri dan mulur mungkret.