Mohon tunggu...
Indriati See
Indriati See Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

WNI bermukim di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pesan Sang Surya (Fikber 2)

26 November 2015   20:33 Diperbarui: 26 November 2015   21:41 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah tersenyum melihatku. „Jangan sentuh kami nak!“ terdengar bisikan ayah walau kulihat bibirnya tak terlihat berucap. Kurasa, kami berkomunikasi hanya melalui mata dan anehnya aku bisa menangkap dan mengerti semua perkataannya.

„Tolonglah ayah dan ibumu!, masih ada satu pintu yang belum terbuka bagi kami“.

„Bebaskan Mbok Minah dari perasaan dendam kesumatnya dengan cintamu kepada kami!“.

„Datanglah kembali, esok hari tepat jam 15:00 dan jam 18:00 disaat suara azan menggema dan lonceng-lonceng kuil serta gereja berdentang!“.

***

„Detak jantungnya normal, begitu juga dengan tensinya“.

„Suhu tubuhnya kembali normal“.

„Lihat Mbok Minah! wajah Sukma terlihat berseri, seolah-olah dia tidak merasakan sakit sama sekali“ ; kata dr. Saldi dengan suara perlahan agar tidak membangunkan Sukma yang terlihat masih terlelap tidur.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 15:30.

„Makan siangnya belum disentuh sama sekali, Dok“.

„Sudah tiga jam dia tertidur dengan lelapnya“; jelas seorang Perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun