Ayah tersenyum melihatku. „Jangan sentuh kami nak!“ terdengar bisikan ayah walau kulihat bibirnya tak terlihat berucap. Kurasa, kami berkomunikasi hanya melalui mata dan anehnya aku bisa menangkap dan mengerti semua perkataannya.
„Tolonglah ayah dan ibumu!, masih ada satu pintu yang belum terbuka bagi kami“.
„Bebaskan Mbok Minah dari perasaan dendam kesumatnya dengan cintamu kepada kami!“.
„Datanglah kembali, esok hari tepat jam 15:00 dan jam 18:00 disaat suara azan menggema dan lonceng-lonceng kuil serta gereja berdentang!“.
***
„Detak jantungnya normal, begitu juga dengan tensinya“.
„Suhu tubuhnya kembali normal“.
„Lihat Mbok Minah! wajah Sukma terlihat berseri, seolah-olah dia tidak merasakan sakit sama sekali“ ; kata dr. Saldi dengan suara perlahan agar tidak membangunkan Sukma yang terlihat masih terlelap tidur.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 15:30.
„Makan siangnya belum disentuh sama sekali, Dok“.
„Sudah tiga jam dia tertidur dengan lelapnya“; jelas seorang Perawat.