Mohon tunggu...
Indriati See
Indriati See Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

WNI bermukim di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Fabel) Rimba

7 November 2015   21:45 Diperbarui: 21 Desember 2015   14:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di musim semi berikutnya, kami menemukan danau yang cantik, yang dikelilingi oleh hutan lindung. Penghuni danau dan hutannya tidak banyak dan bervariasi seperti milik rimba kathulistiwa tapi keberadaan kita sangat dihargai oleh manusia-manusia yang hidup disekitarnya.

„Sebulan kemudian, untuk pertama kalinya, kau menghirup udara yang bersih ini, anakku“. „Juga, sekarang kau mengerti mengapa kita sampai di negeri ini“.

„Sampai kapan kita harus menetap disini bu?“

„Sampai musim gugur, nak. Setelah itu kita harus berpindah ke selatan dimana temperaturnya lebih hangat“.

„Mainlah bersama ayahmu!, Ibu mau beristirahat sejenak“ pinta Ibu sambil melepas pelukkannya lalu berjalan ke arah rerumputan di tepi danau.

„Iya bu“ Jawabku, dan bergegas berenang mendekati ayah yang sedang asyik mencari serangga air.

„Ayah! … ayah!“ panggilku dengan ceria.

 

---000---

 

Keterangan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun