Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapresiasi dan Memaknai Pekan Kebudayaan Nasional 2019

9 Oktober 2019   09:53 Diperbarui: 11 Oktober 2019   17:38 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Uru (Sleman, Yogya) dengan Alat Pemintal Setagen |Foto: Indra Salim

Pekan Kebudayaan Nasional rencananya diadakan setiap tahun. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikandan Kebudayaan dalam pidato Pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di Istora Senayan, Jakarta Senin lusa (7/10).

Acara Pembukaan dihadiri oleh segenap Duta Besar dan Korps Diplomatik negara-negara sahabat, mahasiswa, tamu undangan lain, juga masyarakat luas -- dari Jakarta dan luar daerah.

Dirjen Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid memberikan sambutan pertama, memberikan hadirin semacam pembekalan ringkas tentang perhelatan PKN2019.  Menarik digarisbawahi,

 (Dirjenbud) Hilmar Farid menyatakan bahwa konsep PKN mirip dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga ke pusat. Namun, PKN tidak dikemas sebagai adu prestasi semata, tetapi lebih kepada representasi daerah-daerah atas kekayaan kebudayaan mereka masing-masing.

Kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, yang tampil didampingi oleh Menteri Hankam Moeldoko membuka secara resmi PKN2019.

Sedikit bocoran, bila tidak ada aral melintang maka rencananya pada tanggal 13 Oktober akan ada Pawai Kebudayaan sebagai puncak acara Penutupan PKN 2019, menghadirkan Presiden Joko Widodo.

Sampai tanggal 7 Oktober itu, data pendaftaran online sudah mencapai lebih dari 200 000 orang. Ikhwal pendaftaran ini, pengunjung bisa juga mendaftar langsung di tempat. Menurut Penulis, bila animo sangat besar, maka mendaftar online akan lebih praktis dan menghemat waktu. Datang ke loket pendaftaran untuk scan barcode, lalu Panitia akan memberikan gelang. Di poin sekuriti, ini adalah akses masuk kita. Lagian kalau keluar masuk area perhelatan tanpa gelang ini, kalau ada yang cuma mau iseng "ngerjain", yang repot kan kita semua. Halah, dibahas.

Mata acara pembukaan sangat variatif dan padat. Dari penampilan bernuansa magis, ringan dan lucu (dibawakan oleh pemandu Ernest Prakasa) dari pelawak Joned dkk , pembacaan puisi oleh aktor keren Slamet Rahardjo, paduan suara mahasiswa Universitas Mercu Buana yang menggempitakan gedung Istora karena respon pemirsa yang apresiatif, juga lagu, musik dan tari dari NTT & Papua yang menggoyang penonton sampai mereka spontan turut berdiri dan menari dari tempat duduk masing-masing.

 

Kaum muda Milenial dan Gen Z yang keren dan ceria di belakang Penulis.| Dokpri
Kaum muda Milenial dan Gen Z yang keren dan ceria di belakang Penulis.| Dokpri

PKN2019 adalah implementasi dari usulan dalam Kongres Kebudayaan 2018 |Sumber: Kemendikbud
PKN2019 adalah implementasi dari usulan dalam Kongres Kebudayaan 2018 |Sumber: Kemendikbud
Acara Pekan Kebudayaan Nasional sedang berlangsung dari tanggal 7-13 Oktober di Istora Senayan.
Penulis menggunakan kesempatan langka ini dengan antusias. Berkeliling dan menyempatkan diri melihat setiap spot pameran yang ada, sambil menebarkan perhatian pada apa yang tertangkap sepanjang penyusuran stan dan panggung serta ruang seminar dan lainnya, termasuk stan sponsor.

Perlengkapan dekorasi upacara adat Bali: Jerimpen | Foto: Indria Salim
Perlengkapan dekorasi upacara adat Bali: Jerimpen | Foto: Indria Salim
Bersama Ketua IPBI-DPD Bali, Alit Suarta dan artist Bali -- Gus Ari |Foto: Indria Salim
Bersama Ketua IPBI-DPD Bali, Alit Suarta dan artist Bali -- Gus Ari |Foto: Indria Salim
Gayor, karya Bli Gus Ari (berbaju putih). Gayor yang dibuat dari janur, daun lontar, dan enau ini bahannya dari Bali, dibuat dan diusung dari sana ke Jakarta dan menarik perhatian pengunjung Pekan Kebudayaan Nasional 2019.  Banyak yang selfie dengan latar belakang Gayor ini.
Kemendikbud bekerjasama juga dengan Ikatan Perangkai Bunga Indonesia - DPD Bali yang diketuai oleh Bli Alit Suarta (berbaju pink).

Div. Registrasi, Zizi (Univ Jambi, mhsw semester 5) | Foto: Indria Salim
Div. Registrasi, Zizi (Univ Jambi, mhsw semester 5) | Foto: Indria Salim
Kemendikbud bekerjasama juga dengan Ikatan Perangkai Bunga Indonesia - DPD Bali yang diketuai oleh Bli Alit Suarta (berbaju pink).
Pekan Kebudayaan Nasional 2019 (PKN2019) ini pertama kali diadakan secara nasional, dari tanggal 7 sampai 13 Oktober 2019.

Acara yang melibatkan sekitar 300-an seniman dan budayawan dari 34 provinsi se-Indonesia ini dihelat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Ada sekitar 245 pertunjukan yang dijadwalkan selama tujuh hari ke depan.

Kebudayaan adalah Kegembiraan |Foto: Indria Salim
Kebudayaan adalah Kegembiraan |Foto: Indria Salim
Makna dan Tujuan diselenggarakannya PKN2019
Pekan Kebudayaan Nasional menjadi implementasi dari salah satu agenda strategi pemajuan kebudayaan, yaitu menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya, serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa PKN merupakan perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Dalam implementasinya, Menyeri Muhadjir Effendy mengatakan,

“PKN ini akan menjadi event internasional, sehingga dalam waktu dekat akan terus dipromosikan menjadi bagian wisata budaya,” katanya.

PKN adalah Ruang Bersama berekspresi insan Indonesia, demi menciptakan Indonesia Bahagia.

Jadwal dan informasi tentang PKN2019 bisa diakses dan diunduh dari website
https://pkn.kebudayaan.id/tiket/

Sumber: Kemendikbud
Sumber: Kemendikbud
Selanjutnya Anda bisa mengikuti informasi seputar PKN2019 dari akun medsos terkait, yaitu twitter @budayasaya atau instagram @budayasaya.

Gelang PKN2019. Penting buat keamanan dan akses kita di kawasan PKN |Foto: Indria Salim
Gelang PKN2019. Penting buat keamanan dan akses kita di kawasan PKN |Foto: Indria Salim
Catatan buat PetugasPengalaman Penulis berkunjung pada hari pertama, sebagian petugas berseragam merah tidak selalu memberi arahan yang benar tentang lokasi panggung. 

Kemarin kami kehilangan momen acara Kebaya Walk, karena saat bertanya kepada beberapa petugas, mereka saat itu memberi penjelasan berbeda.
Akibatnya kami mondar-mandir cari lokasi yang akhirnya gagal menonton acara yang kami maksudkan karena mungkin jadwalnya sudah terlewat. 

Dalam hal ini bagus juga kalau kita mempelajari dulu dengan cepat peta lokasi setiap mata acara yang ada dan kita minati, maka bertanya kepada petugas hanya untuk memastikan saja. 

Secara keseluruhan pengunjung pastinya terbantu oleh para petugas yang ramah dan siap membantu .

Berkenalan dengan sesama pengunjung, Keluarga Laura Siregar |Foto: Indria Salim
Berkenalan dengan sesama pengunjung, Keluarga Laura Siregar |Foto: Indria Salim
Memahami kearifan ekologi |Foto: Indria Salim
Memahami kearifan ekologi |Foto: Indria Salim
Pemerintah perlu mengkaji, temuan pelajar ttg Kayu Bajakah dilankutkan atau bagaimana? |Dokpri
Pemerintah perlu mengkaji, temuan pelajar ttg Kayu Bajakah dilankutkan atau bagaimana? |Dokpri
Mengapa Kita Perlu Mengapresiasi PKN2019 dengan Kehadiran Kita?

Menelusuri asal-usul manusia Indonesia |Foto: Indria Salim
Menelusuri asal-usul manusia Indonesia |Foto: Indria Salim
Indonesia terwujud dalam keragaman dari berbagai aspek kehidupan. Seni, budaya, etnis, spiritualitas, dan inilah kekuatan Bhinneka Tunggal Ika. Negara maju mengandalkan kekuatan industri, teknologi, ekonomi dan lain-lainnya.

Diskusi tentang Kebudayaan dan Ekologi. In frame adalah penemu kayu Bajakah|Foto: Indria Salim
Diskusi tentang Kebudayaan dan Ekologi. In frame adalah penemu kayu Bajakah|Foto: Indria Salim
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, kearifan lokal, keragaman luar biasa seni dan budaya adi luhung. Ini perlu kita sadari, kita pahami, kita apresiasi, kita banggakan, pelihara dan lestarikan, pun kita kembangkan bersama-sama.

Semua boleh melukis di layar ini. |Foto: Indria Salim
Semua boleh melukis di layar ini. |Foto: Indria Salim
PKN2019 Momen Penting Bagi Pelajar, Mahasiswa, dan Generasi Muda
Saya pribadi mendukung dan turut mengajak semua dari kita untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Mengenal karakter wayang dari suvenir ini. Hanya karakter baik yang diproduksi. |Dokpri
Mengenal karakter wayang dari suvenir ini. Hanya karakter baik yang diproduksi. |Dokpri
Ajaklah anak-anak, keluarga, semua saja yang perlu mengenal lebih banyak tentang seni dan budaya Nusantara.

Pernah melihat instalasi ini sebelumnya? |Foto: Indria Salim
Pernah melihat instalasi ini sebelumnya? |Foto: Indria Salim
Mbah Uru (Sleman, Yogya) dengan Alat Pemintal Setagen |Foto: Indra Salim
Mbah Uru (Sleman, Yogya) dengan Alat Pemintal Setagen |Foto: Indra Salim
Banyak yang bisa dieksplorasi. Ada mainan zaman dulu, dikabarkan juga akan dihadirkan mumi Indonesia yang selama ini disimpan baik di Museum Rotterdam, mengenal ratusan jenis kuliner tradisional, nonton Maliq n the Essentials, Didi Kempot dll. Semua ini bisa kita nikmati GRATIS.

Pembaca yang budiman, silakan membuka video saya ini bila kepo dengan suasana Pekan Kebudayaan Nasional 2019, hari pertama (Pembukaan).

Terima kasih, dan Salam Indonesia Bahagia.

Indria Salim
www.kompasiana.com/indriasalim
IG @myworkingphotos

Referensi: Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud

Twitter: @budayasaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun