Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Budiman Sudjatmiko: Menuju Community Technopreneurship, Indonesia Bisa Unggul

14 Agustus 2019   18:47 Diperbarui: 14 Agustus 2019   20:50 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian hadirin berpose bersama dengan para narsum |Foto: Indria Salim

"Di era sekarang, yang menang bukan lagi yang tepat atau pas (survival of the fittest), namun yang tercepat (survival of the fastest)," begitulah inti pesan pembuka yang disampaikan oleh Budiman Sudjatmiko -- Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia dalam event Big Questions Forum 4, yang dihelat oleh Inovator 4.0 Indonesia, di Jakarta pada tanggal 3 Agustus yang lalu. Forum ini mengangkat tema "Kemandirian Teknologi Revolusi Industri 4.0 -- kerjasama brain, community, dan financial power membangun daya saing Indonesia."

Klik Video ini 


Menurut Budiman Sudjatmiko yang adalah Anggota Komisi II DPR-RI 2014-2019 dari PDIP, kemandirian adalah satu individu, atau kelompok yang punya kehendak dan kemampuan bebas untuk memilih bekerjasama dengan pihak lain, pun kehendak untuk memilih tidak bekerjasama dengan pihak lainnya.

Merujuk pada bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia, dia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia di luar negeri banyak yang punya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan agar Indonesia menjadi yang tercepat. Masalahnya adalah bagaimana meyakinkan mereka pada saat kembali ke tanah air, ekosistem di dalam negeri memang sudah siap. 

Sementara itu di dalam negeri, masyarakat yang menjadi bagian dari komunitas belum tentu banyak yang sudah memiliki kualifikasi tinggi di bidang yang mereka geluti. Untuk menjembatani hal ini, maka diperlukan semacam matchmaker untuk mempertemukan antara brain power, community power, dan financial power yang dimiliki oleh komunitas di kampung atau desa.

Brain Power sendiri terbagi dalam tiga varian, yaitu:

Yang pertama adalah mereka yang ingin membangun masyarakat cerdas -- terdiri dari pejabat pubilk , guru, wirausahawan sosial, dll. Yang kedua yaitu mereka yang ingin membuat alat yang bikin masyarakat cerdas -- antara lain misalnya ahli Artificial Intelligence (AI), pembuat mesin teknologi cepat, dan sebagainya. Yang ketiga adalah mereka yang ingin membuat masyarakat yang secara biologis cerdas atau sehat -- mereka itu misalnya para ahli neoroscience, ahli stem cell dan sebagainya.

Seluruh elemen brain power ini seharusnya bisa bertemu dalam titik keseimbangan. Katakanlah, ada negara yang inovasi teknologi biologinya bagus tapi tidak memiliki perangkat teknologi yang mencerdaskan, ini akan menjadi masalah. 

Ada lagi negara yang demokratis, dengan masyarakatnya yang sehat untuk berkreativitas, sehat teknologinya namun cara berpikir tidak cerdas, apalagi bila punya pemimpin yang rasis, misalnya. Ini akan menimbulkan masalah juga bagi masyarakat dan bangsa yang bersangkutan.

Mumpung Indonesia belum jauh berjalan, matchmaker ini bisa mengawal di depan, bagaimana semua disatukan -- sebagai brain power. Di community power perlu ditingkatkan agar lebih qualified. Maka hal-hal inilah yang menjadi tema dari Big Questions Forum yang diadakan secara periodik..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun