Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gangguan Makan pada Anak, Dampak dan Penyebabnya

24 Oktober 2018   08:00 Diperbarui: 24 Oktober 2018   08:07 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bicara Gizi bersama Nutrisi untuk Bangsa (NUB) -- Sari Husada |NUB

Hari Sabtu, 20 Oktober 2018 bertempat di Ocha and Bella (hotel Moressey) Jakarta Pusat, saya bersama para alumni DBA1 serta blogger lainnya mengikuti acara yang dihelat oleh Nutrisi untuk Bangsa (NUB), yang menjadi salah satu lini Danone Group Indonesia. Acara ini membahas tentang Masalah dan Gangguan Makan pada Anak: Apa Dampak dan Penyebabnya? 

Topiknya menurut saya aktual sepanjang masa, bahkan kasus-kasusnya saya saksikan dan alami sendiri sejak saya kecil, dan sampai pada pengamatan anak-anak di sekitar saya termasuk para keponakan waktu mereka masih kecil. Saya dan adik-adik termasuk juga yang mengalami apa yang dijelaskan dan digambarkan oleh Dokter Nur Aisyah Wijaya (Dokter Nuril) -- Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya. Bicara Gizi juga menghadirkan seorang Ibu dan Social Media Influencer, Ruth Dian.

Meski topiknya terdengar familier bagi saya dan mungkin bagi Anda, namun setelah mengikuti acara itu saya jadi tahu bahwa penyebab gangguan makan bagi anak tidak sesimpel yang kita kira, misalnya dugaan bahwa itu karena anak yang bersangkutan memang "bawaannya" pilih-pilih, atau memang model anak yang sulit makan.

Corporate SocMed & Communications Manager-Danone Group, Indah Novita |NUB
Corporate SocMed & Communications Manager-Danone Group, Indah Novita |NUB
Danone Group Indonesia yang diwakili oleh Corporate Social Media & Communication -- Event Manager Indah Tri Novita mengemukakan dalam kata sambutannya bahwa masalah gangguan makan pada anak itu terkait erat dengan 1000 HPK yang sangat krusial. Menurutnya, 1000 HPK penting dan masa emas yang sangat menentukan bagi anak, karena kesalahan yang dilakukan pada periode ini tidak bisa diulang, termasuk gangguan makan. 1000 Hari Pertama Kehidupan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, perkembangan tingkat intelektual, kemampuan pengambilan keputusan, dan emosi seorang anak di kemudian hari.

Social Media Influencer Ruth Dian membagi cerita gangguan makan pada anak |NUB
Social Media Influencer Ruth Dian membagi cerita gangguan makan pada anak |NUB
Bicara Gizi berlanjut dengan pengalaman Ruth Dian, yang putranya (Ezra, 4 tahun) sempat mengalami gangguan makan. Awalnya kebiasaan makan Ezra baik, namun dalam perkembangannya dia menolak saat diberi makanan bertekstur kasar. Akibatnya Ezra mengalami sembelit. Ruth juga menceritakan bahwa walaupun Ezra sulit makan, untungnya kurva pertumbuhannya tercatat dalam kondisi aman.

Menurut dokter, ternyata ini karena anak sebelumnya tidak pernah dikenalkan pada perubahan tekstur makanan, dan itu pada saat dia seharusnya diberikan makanan bertekstur kasar sesuai usianya. Tekstur makanan berfungsi sebagai stimulator, untuk menstimulasi otot-otot rongga mulut dengan melatih anak mengunyah.

Dr. Nuril memaparkan dengan detil perihal 1000 HPK dan pengenalan MPASI pada anak. Menurutnya, secara psikis, bayi sudah tertarik pada makanan ketika melihat orang dewasa makan. Makanan terbaik bayi berusia 0-6 bulan adalah ASI. Baru sesudahnya, bayi secara bertahap bisa diberi makanan selain ASI dan itu harus memperhatikan beberapa aspek penting pemberian makanan pada anak, bagaimana tekstur makanannya, frekuensinya, dan jumlah makanannya.

Dalam hal pemberian MPASI yang harusnya baru bisa diberikan saat anak berusia 6 bulan, namun dimungkinkan pemberian MPASI dini (bayi berusia 4-6 bulan). Syaratnya, bayi sudah menunjukkan kesiapan makan, diindikasikan dengan kemampuan untuk menegakkan kepala sendiri.

Dr. Nuril mengungkapkan bahwa 50-60% orang tua melaporkan adanya gangguan makanan pada anak. Dari hasil pemeriksaan, ternyata hanya 20-30% yang memang bermasalah. Dalam hal ini dokter Nuril juga mengingatkan bahwa 80% otak berkembang pada 1000 HPK, bisa dibayangkan apabila gangguan pertumbuhan yang disebabkan gangguan makan berdampak pada otak.

Tujuan Pemberian Makan |NUB-dr Aisyah Nur Wijaya
Tujuan Pemberian Makan |NUB-dr Aisyah Nur Wijaya
Selanjutnya dijelaskan tentang tujuan pemberian makan bagi anak, yaitu untuk mendidik ketrampilan, membina kebiasaan, membina selera, disiplin sehingga tercipta food rules anak -- yaitu makan yang terjadwal.

Selain itu, ada beberapa aspek tentang makan, yaitu: Aspek fisiologis, mencukupi berbagai macam zat gisi makro; aspek edukatif, melatih keterampilan anak, & disiplin; serta aspek psikologis, yaitu membangun interaksi anak dan orang tua.

Zat gizi untuk pertumbuhan |NUB-dr Aisyah Nur Wijaya
Zat gizi untuk pertumbuhan |NUB-dr Aisyah Nur Wijaya
Dari segi jenis makanan, idealnya harus mencukupi kebutuhan anak akan zat gizi makro, dan mikro. Zat gizi makro itu fungsinya sebagai sumber energi; regenerasi sel, dan kebutuhannya dalam satuan jumlah gram. Zat gizi makro didapat dari karbohirat (beras, kentang, gandum), dan protein yang terdapat pada daging, telur, atau ikan.

Zat gizi mikro berfungsi untuk memproduksi enzim metabolisme, dan ini adalah sumber vitamin, mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, yaitu satuan mg. Zat gizi mikro didapat dari lemak, protein, dan vitamin A, D, E, K, B kompleks, C, Fe, Zn, Mg, Se (buah dan sayur) yang untuk sementara waktu diberikan sebagai perkenalan, jadi sedikit saja.

Penyebab Gangguan Makan pada Anak

Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai empat aspek cara pemberian makan yang benar, yaitu (1) tepat waktu, (2) kuantitas dan kualitas makanan, (3) penyiapan dan penyajian yang higienis, serta (4) pemberian makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dengan menerapkan feeding rules. Faktor lainnya antara lain paparan makanan pada usia dini, tekanan dalam proses makan, tipe kepribadian, dan pengaruh lingkungan.

Kurangnya latihan otot mulut untuk mengunyah; adanya kelainan penyakit; makan yang tidak teraut jadwalnya; dan durasi makan melebihi waktu maksimal 30 menit -- antara lain karena membiarkan anak makan sambil bermain; jenis dan jumlah makanan tidak sesuai usia; kebiasaan membiarkan anak makan sambil bermain. Hasil penelitian menunjukkan 85,6% gangguan makan pada anak di Indonesia disebabkan oleh hal tersebut di atas.

Ada juga temuan dari hasil penelitian tahun 2011 yang diadakan oleh 11 dokter anak di 11 kota berbeda, meneliti bayi berusia 6 bulan -- 3 tahun yang tidak mau makan dimasukkan dalam kategori inklusi. Sebanyak 80% di antara mereka terbukti disebabkan oleh jadwal makan yang tidak teratur.

Kasus lain, tanpa disadari oleh para orang tua, anak-anak merekam perilaku mereka. Pola preferensi orang tua terhadap makanan tertentu diikuti oleh anak. Akibatnya asupan gizi makanan anak tidak berimbang. Maka anak yang hanya memilih jenis makanan tertentu (picky eaters) harus diintervensi, dan ini demi kebutuhan anak untuk mendapatkan gizi seimbang.

Keluhan utama masalah gangguan makan pada anak |NUB-dr Aisyah Nur Wijaya
Keluhan utama masalah gangguan makan pada anak |NUB-dr Aisyah Nur Wijaya
Fenomena Terkait Gangguan Makan pada Anak

Inappropriate feeding practice adalah masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia.

Small eaters adalah terminologi yang dipakai untuk anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, dan feeding rules benar. Small eaters berisiko mengalami gagal tumbuh karena asupan yang kurang. Penanganan bagi anak yang mengalami gagal tumbuh adalah diberikan asupan untuk meningkatkan densitas energi dan nutrien, dan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Food preference, mencakup keluhan pilih-pilih makan atau penolakan terhadap makanan tertentu. Dalam hal ini ada tingkatannya, antara lain:

Neophobia, suatu bentuk penolakan anak terhadap makanan baru. Meskipun tampak menguntungkan karena dapat menghindarkan anak dari makanantidak sehat, neophobia tetap harus ditangani karena dapat berlanjut pada penolakan berkepanjangan.

Picky eater, yaitu bila anak sering menolak untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan dalam jumlah cukup. Dalam hal ini, anak masih mau mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan. Misalnya, ia menolak nasi namun masih mau makan roti.

Selective eater adalah anak yang menolak segala jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu. Misalnya, ia sama sekali tidak mau mengonsumsi karbohidrat. Selective eater dapat mengakibatkan risiko defisiensi makro atau mikronutrien tertentu.

Parental misperception, yaitu anak yang menurut anggapan orang tua bermasalah dalam hal makan, namun setelah dianamnesis lebih lanjut ditemukan bahwa orang tua sudah menerapkan tata kelola pemberian makanan (feeding rules) dengan benar, dan anak memiliki status gizi baik.

Dampak Gangguan Makan

Gangguan makan berdampak pada berat badan yang tidak naik juga akan berdampak pada tidak bertambahnya lingkar kepala, yang artinya otak anak tidak berkembang maksimal.

Dampak dari gangguan makan yang tidak diatasi antara lain gangguan pertumbuhan fisik: resiko gagal tumbuh, gizi kurang, gizi buruk, stunting.

Gangguan kesehatan, antara lain anak menjadi rentan terhadap infeksi, kekurangan vitamin dan mineral.

Gangguan perkembangan anak, termasuk antara lain gangguan kognitif, gangguan perilaku, cemas dan kelainan makan pada anak & remaja.

Kekurangan zat gizi mikro, yang bisa menyebabkan rabun senja, anemia, dan alergi.

Sesi Tanya Jawab            

Seorang peserta menceritakan gangguan makan pada anaknya disebabkan oleh infeksi saluran kencing dan ini terlambat diketahui sehingga mengganggu pertumbuhannya. Menanggapi hal ini dr. Nuril menekankan pentingnya mengetahui penyebabnya agar solusi yang diberikan bisa tepat sasaran.

Peserta lain menanyakan tentang anak yang terlalu suka makan, apakah itu juga termasuk gangguan makan?" Menurut dr. Nuril, pola makan yang tidak teratur juga berpotensi mengakibatkan obesitas. Untuk membenahi pola makan yang berpotensi obesitas, maka perbaiki jadwal pemberian makan dan porsinya. Secara perlahan buat jadwal dan porsi yang teratur untuk mencegah obesitas.

Penutup

Penting mengetahui penyebab gangguan makan pada anak agar solusi yang diberikan tepat. Konsultasikan gangguan makanan pada anak dengan ahli gizi atau dokter anak;
Buatlah jadwal makan teratur pada anak; Jadwal Makan Teratur; Pastikan konsultasi pada dokter untuk gangguan makan pada anak, dan ketahui status gizinya. Gangguan makan pada anak tidak sesederhana yang kita kira. Bahkan tekstur makanan juga berpengaruh. Maka anak-anak perlu dilatih mengenali makanan dengan tekstur tertentu sesuai perkembangan usianya.

Sekilas tentang Nutrisi untuk Bangsa (NUB), sebuah gerakan dari masyarakat, untuk masyarakat dalam meningkatkan kepedulian akan masalah-masalah gizi di Indonesia. NUB diprakarsai oleh Sari Husada, bagian dari Danone Nutricia Early Life Nutrition, yang termasuk dalam Danone Group Indonesia. | Indria Salim | Alumni Danone Blogger Academy 2017 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun