Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menikmati Hidup Ceria dan Berwarna

31 Agustus 2018   23:07 Diperbarui: 5 Oktober 2018   18:55 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dan Es Krim Campina

Setiap kali berada di depan box es krim campina, saya termangu sejenak untuk memilih beberapa pilihan "situasional" dari sekitar duapuluhan varian es krim yang aduhai mengundang selera. Varian itu antara lain kategori stick, cup, cone, dan package.

Saya suka semuanya, namun saya lebih suka seri Concerto, Hula Hula, Tropicana. Untuk yang package, kadang saya menikmatinya dengan pancake atau roti tawar sehingga menjadi ice cream sandwich ala saya, atau menjadi topping buah potong pilihan, dari pisang, strawberry, atau buah naga.

Secara umum saya suka es krim, namun saya penggemar setia sejak lama es krim Campina. Itu karena es krim ini produksi asli Indonesia, dengan bahan dan cita rasa Indonesia yang khas dan menghargai kuliner tradisional -- sebut saja misalnya es krim Campina Hula Hula Kopyor, atau es krim stick ketan hitam. Sensasinya mengobati rindu bubur ketan hitam, atau ketan durian waaah.

Oh Hula Hula Durian dan Kopyornya memang serasa makan durian yang bikin mata merem melek. Pun kopyornya yang gurih dan manis khas kelapa kopyor, pas banget!  

Es Krim Campina produksi asli Indonesia membuat saya cinta dan punya rasa memiliki. Setiap menikmatinya, ada rasa haru karena di satu sisi produk ini berinovasi, namun sekaligus juga konsisten dalam hal kualitas dan keaslian cita rasanya. Itu sangat berkesan bagi saya.

Selain itu ada alasan lain yang agak sentimentil. Saya menyukai rasa dan kesan di lidah yang sejuk, lembut, lumer, dan kesetiannya menemani hari-hari saya sejak remaja sampai kini. Sewaktu masih kuliah, saat cemas mengejar materi tugas buat bikin paper, saya merindukan suara pedagang es krim keliling di sekitar rumah.

Pun waktu saya kuliah di kampus bertelaga di Depok, pas jalan melambat mencari tumpangan sehabis mengunjungi Perpustakaan Pusat nan luas, mendadak ada pedagang bersepeda, es krim Campina mengobati lelah dan memberi warna ceria di tengah kesunyian kampus pada jam tertentu. Beneran ini bikin saya bernostalgia manis, semanis es krimnya.

Meskipun kegiatan utama sudah berubah, namun sampai kini saya selalu sedia es krim Campina di freezer kulkas. Sewaktu-waktu saya bisa berbagi ceria dengan kakak beradik tetangga kecil depan rumah, sampai-sampai setiap ketemu mereka ini selalu menyapa, "Tan, mau eskrim-nya." Haha, anak-anak memang polos.

Setiap hari libur atau akhir pekan, keponakan yang masih anak-anak dan remaja berkunjung, Saya nggak perlu heboh atau bingung, karena minimal ada es krim yang menjadi penyambut pertama kedatangan mereka. Nyezz, joss, semringah-lah wajah mereka yang habis kena macet dari jalan.

Kadang saya belanja di mall, bingung mau istirahat tetapi belanjaan belum kelar. Maka saya mampir di "pojok" Campina, beli, bayar, minggir dan nikmati es krimnya. Lalu saya lanjutkan lagi belanja kebutuhan ini dan itu. Kegiatan terasa ringan, suasana hati ceria, dan itu mewarnai keseharian saya. Sederhana, terukur, dan nyata. Terukur, maksudnya saya tidak jor-joran makan es krim. Ada batasan porsi yang saya tetapkan sesuai kebutuhan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun