Sebagian pendapat Kimmel oleh insan Hollywood dirasa tidak perlu ditanggapi serius. Misalnya saat Jimmy mengatakan bahwa sebenarnya, dari sembilan nominator film terbaik, hanya dua di antaranya yang menghasilkan lebih dari $ 100 juta. Namun dia melanjutkan, "That's not the point. We don't make films like "Call Me by Your Name" for money. We make them to upset Mike Pence. Right?"
Begitulah cara Jimmy Kimmel melemparkan sindiran yang kemudian iikuti dengan semacam 'penafian'.
Tentang Oscar, para pemilik suara di ajang penghargaan film dunia ini teramati sudah berubah. Dulu mereka kerap dikecam karena diklaim memberikan piala emas itu kepada film-film yang 'tidak layak'. Namun, sekarang -tidak bisa pula dianggap lebih baik- pemilik suara cenderung menjatuhkan pilihan mereka kepada film-film paling 'politis'.
Semua itu bermula sekitar tiga tahun lalu, ketika ajang tersebut dikritik karena tidak memasukkan satu pun aktor non-kulit putih sebagai nominator aktor, aktris, aktor pendukung dan aktris pendukung terbaik. Kala itu ramailah tagar #OscarSoWhite di media sosial.
Demikianlah Jimmy Kimmel dengan cerdas dan menggelitik -- mengupas, menyindir, mengangkat, membanting, dan mengkritisi dunia Hollywood. Dari Monolog-nya, tersirat harapan semakin baiknya dunia Hollywood dan ajang kompetisi penghargaan Oscar yang idealnya mempertimbangkan kesetaraan, pemberdayaan, keterlibatan golongan “minoritas” yang sebelumnya didominasi oleh warga kulit putih dan kaum pria.
Salam Kompasiana. :: @IndriaSalim::
Referensi: Dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H