Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dulu dan Kini

10 Maret 2017   20:51 Diperbarui: 10 Maret 2017   20:53 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu:

Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap

Datang seekor nyamuk, hap! Lalu ditangkap.

Kini:

Cicak-cicak di piring, senang-senang mengudap

Datang aku mengamuk, wups, aku ditabrak.
*

Dulu:

Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya

Meletus balon hijau – dor! Hatiku sangat kacau

Kini: 

Balonku ada satu, itu mahal harganya

Meletus balon itu – dor! Habis uang sakuku.
*

Dulu:

Indah kebunku, penuh dengan bunga

Ada yang putih, dan ada yang merah

Setiap pagi, kusiram semua

Mawar melati, semuanya indah

Kini:

Indah bajuku, pun indah rambutku

Ada yang merah, dan ada yang biru

Setiap hari, kuganti warnanya

Suatu hari, kubingung yang mana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun