Hindari gaya hidup tidak sehat, seperti menjaga berat badan, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak merokok atau membiarkan diri terpapar asap rokok, biasakan diet sehat dan berimbang – makan dengan asupan protein, kalsium, mineral serta minum air putih alih-alih minuman bersoda atau bergula, dan sebagainya.
Berolahraga dengan menggunakan beban, olahraga yang memperkuat otot, dan olahraga keseimbangan paling baik untuk kesehatan tulang.
Kenali faktor risiko, baik untuk diri sendiri dan keluarga.
Mengkonsumsi nutrisi yang tepat dalam jumlah kalori secukupnya, dan dengan komposisi seimbang itu penting. Mengkonsumsi makanan yang khusus bermanfaat untuk pencegahan Osteoporosis, untuk pemeliharaan kesehatan tulang, antara lain seperti kalsium dan vitamin D, susu dan turunannya, ikan, sayur dan buah. Hal ini idealnya dilakukan sejak usia muda sampai usia tua. Kepadatan tulang mencapai puncaknya pada sekitar usia 30-35 tahunan.
Di Indonesia dan juga beberapa wilayah Asia, penyebab utama Osteoporosis adalah kekurangan vitamin D dan rendahnya asupan kalsium. Osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang, yang biasanya melibatkan tulang punggung, panggul dan pergelangan tangan. Pada perempuan yang berusia 50 tahun ke atas, sekali mengalami patah tulang maka kemungkinan besar dia akan mengalami yang kedua kalinya dalam kurun waktu satu tahun. Karena itu, mencegah sungguh lebih mudah daripada mengobati.
Banyak tips dan pengetahuan tentang diet untuk mencegah osteoporosis dibagikan oleh dr. Ida Gunawan, Sp.GK. Makanan bergizi, makanan mengandung kalsium tinggi, minum cukup air putih, faktor yang mendukung kecukupan asupan kalsium dari makanan, bagaimana fungsi suplemen, kapan sebaiknya minum suplemen, dan sebagainya.
Testimoni oleh Penyandang Osteoporosis, Ibu Sari Zakir
Awalnya Sari Zakir (50 tahun) terdiagnosa kanker payudara. Pengobatan kemoterapi dan radiasi – sementara sebelum radiasi dia diberi obat tertentu. Obat itu ternyata menimbulkan efek samping, yaitu menurunnya massa tulang. Ada suatu saat ketika massa tulangnya tercatat tinggal 50% padahal itu baru dalam masa pengobatan selama lima bulan. Lalu Sari mendapatkan terapi setiap enam bulan sekali, khusus untuk pengeroposan tulangnya.
Moderator bertanya kepada Sari Zakir, andaikan bisa memutar ulang waktu, apa yang ingin dilakukannya agar tidak mengalami apa yang dilaluinya sekarang. Sari menyatakan kalau dia akan mulai berolah raga sejak anak-anak, mau minum susu sesuai kebutuhan, juga mau makan kacang-kacangan. Osteoporosisnya sendiri dialaminya sejak tahun 2006. Dia mendapatkan terapi dan pengawasan senam osteoporosis dari dokter Ade Tobing, SpKO. Dia mengakui bahwa dengan melakukan senam osteoporosis secara teratur, imunitas tubuhnya mengalami peningkatan. Sampai saat ini yang bersangkutan masih menjalani kemoterapi dan radiasi.