Keesokan paginya, Agustawati bersemangat sekali sudah punya sarapan. Dia akan memanaskan bakmi yang dibelinya kemarin di wajan teflon. Alamak! Agustawati langsung merasa hampa. Pupus sudah harapan sarapan nikmat bakmi ayam goreng. Ternyata bungkusan itu besar karena isinya sudah bertambah dengan setumpuk tulang-tulang ayam yang pastinya campuran makanan sisa lain!”
“Pelayan warung blo’on!” rutuk Agustawati tak mampu mengucap kata.
Agustawati mendengar ada yang tertawa terbahak-bahak, ternyata tak ada siapapun kecuali dirinya sendiri. “Ahaahahah, pelayannya penuh pengertian, lagian pastinya dia penyayang si empus meong & gukguk”.
Dalam suka dan duka, ah, realita. | @IndriaSalim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H