Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaring Rezeki Tanpa Kerja Keras, Modus Tipu Digencarkan

18 Mei 2016   14:29 Diperbarui: 18 Mei 2016   15:45 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu (18/5/2016) pukul 12:12 WIB, Penulis (Kompasianer) sedang bekerja di depan laptop. Konsentrasi terpecah karena ada telepon dari seseorang yang nomornya tidak terdaftar di HP saya. Penelpon bernomor cantik -- 0812-85666444 ini, Penulis angkat. 

Penelpon lelaki: “Halo”

Kompasianer : “Ya?” *suara serak dan pelan. Kebiasaan kalau banyak mengetik, suara saya jadi serak dan lirih, mungkin lupa minum.*

K: “Halo!” *suara meragu bernada tinggi*

Saya: “Halooo” – suara bernada netral, tapi sebenarnya mulai waspada. Volume saya keraskan.

P: “Nomor HP-nya baru, ya? Atau ganti?” *nadanya seperti tergesa, sedikit berteriak, intonasi meninggi.

K: “Ini siapa ya?” *makin curiga*

 P: “Kau lupa ya, teman kau yang di kantor Polisi siapa?!” *nada meninggi, mulai intimidatif*

K: “Oh, OK!” *telepon Penulis tutup dengan tenang, padahal dalam hati kesal dan merasa sangat terganggu

SMS modus hadiah |Dokpri
SMS modus hadiah |Dokpri
Penulis nggak menyangka dapat 'keberuntungan' ditelpon orang yang terduga sedang melancarkan modus kejahatan bergaya sok kenal sok akrab, dan lalu akan melakukan beberapakemungkinan modus yang sudah sering Penulis baca dan dengar dari kanan kiri, juga pernah dialami oleh adik ipar saya sendiri saat suaminya tugas luar kota. 

Modus fenomenal Papa minta pulsa | Dokpri
Modus fenomenal Papa minta pulsa | Dokpri
Apa kemungkinan yang akan dilakukan oleh penelepon tersebut?

Ini kisah nyata dan banyak teman dekat saya, juga adik ipar yang mengisahkan tentang  penelpon tak dikenal akan mengatakan bahwa si A,B atau C yang dia klaim sebagai salah seorang anggota keluarga kita sedang ada di kantor polisi, karena tertangkap sedang memakai narkoba.

Modus berkenalan | Dokpri
Modus berkenalan | Dokpri
Penelpon akan mengatakan bahwa si A,B atau C yang dia klaim sebagai salah seorang anggota keluarga kita sedang ada di rumah sakit (RS), dan dia yang membawanya ke sana karena menolongnya akibat kecelakaan parah, butuh DP RS, dsb.

Dokpri
Dokpri
Target akhir apalagi kalau bukan menipu/ menggiring korban (kita yang dihubunginya) untuk mentransfer dana ke rekeningnya, di bawah tekanan psikologis yang mengakibatkan kepanikan mendadak dan akut, penuh kekhawatiran bahwa yang dikabarkan oleh penelepon benar adanya.

Modus transaksi jual-beli | Dokpri
Modus transaksi jual-beli | Dokpri
Bagi beberapa teman, ada yang punya stamina untuk meladeni penipu seperti itu. Salah seorang sahabat saya seprofesi, meladeni penipu seperti itu dan sampai berbalas pantun, dan akhirnya saling memaki. Akhirnya si penipu kabur dengan kepuasan sahabat penulis memaki dan menghardik serta meng-KO-nya sampai penipu mungkin benar-benar ketakutan sendiri.

Modus Sok Akrab dan Puitis |Dokpri
Modus Sok Akrab dan Puitis |Dokpri
Pengalaman adik ipar saya berbeda. Karena adik saya ini orangnya sopan, atau lugu -- jadinya menjawab telepon sesuai harapan dan “perangkap” si penipu. Intinya si penipu mengabarkan kalau family adik ipar  (entah kenapa kok nyambung saja ceritanya), ada di RS karena kecelakaan. Pada saat bersamaan, suaminya yang sedang di luar kota tidak bisa menghubunginya. Oh ya, aneh tapi nyata, adik ipar ini diwanti-wanti agar segera mematikan telpon, juga tidak menjawab telpon rumahnya kalau ada nada dering berikutnya. Ada alasannya, tapi lupa apa. Nah, ibu-nya adik ipar ini begitu tahu ada berita ini langsung lemas dan nyaris pingsan. Sampai ada ketokan pintu dari tetangga depan rumah, menyampaikan pesan suami adik ipar kalau teleponnya tidak tersambungkan dari sejak beberapa kali mencoba menghubunginya. 


DI bawah ini modus penipuan pakai iming-iming hadiah, Penulis iseng jawab "Horee blah blah blah". Nggak dijawab tuh?! *saya tersenyum simpul jadinya*

Modus tipu berhadiah, Kompasianer iseng menjawabnya
Modus tipu berhadiah, Kompasianer iseng menjawabnya
Singkat cerita, akhirnya adik ipar dan semuanya nyadar baru saja dikerjai dan nyaris kena tipu.

Modus penipuan itu, menurut Penulis antara lain disebabkan mentalitas tidak mau berusaha secara positif dan gigih,  ingin mendapatkan uang tapi tidak mau bersusah payah bekerja benar, peras keringat atau peras otak sama sekali.

Modus lain yang juga menyasar pengguna HP, yaitu SMS. Sudah menjadi candaan dan rahasia umum adanya SMS Mama, Papa, Ananda, Abang, Adik minta pulsa – ya, kan? Itu masih saja dilakukan oleh orang-orang bodoh dan tidak bertanggung jawab.

Lain modus namun satu platform (SMS), pesan pendek bernada akrab, menggoda, bikin penasaran, kadang sok romantis – iklan porno, iklan jualan perlengkapan seks, atau layanan seks. Spesifiknya: pesan pendek seolah pengirim itu calon pembeli tanah/ calon pembeli/penyewa rumah, calon pembeli mobil kita, pemberitahuan hadiah undian dari bank, iklan menjual untuk pria/wanita, tawaran menjadi teman ngobrol dengan embel-embel “No Sara, No Sex” – (Red.: halah!)

Iklan jasa menemani ngobrol |Dokpri
Iklan jasa menemani ngobrol |Dokpri
Sungguh, ini mengkhawatirkan karena saya biasanya langsung kepikiran anak-anak dan remaja kita, keponakan, dan orang tua yang sudah lanjut usia – kalau sampai kena provokasi penelepon gelap seperti ini kan runyam.

Memang, anak-anak sekarang sudah cukup cerdas, malah mungkin lebih cerdas daripada kita. Namun disayangkan bahwa SMS liar itu akan membuat kepo remaja kita – kalau mereka tidak cukup kuat menahan godaan rasa penasaran. Asumsinya adalah bila penerima bukan orang-orang atau anak dan remaja pada umumnya, yang tentu tingkat kecerdasan emosi dan emosionalnya tidak sama satu sama lainnya, pun cara menganggapinya, dsb.

Soal cari uang dengan menyalahgunakan platform yang pastinya dibuat oleh penciptanya dengan niat baik – dalam hal ini youtube, misalnya, atau facebook juga – juga sangat meresahkan. Lagi-lagi, asumsinya adalah bahwa anak dan remaja (termasuk mahasiswa) bisa saja tergiring untuk menjadi penasaran dengan thumbnail video yang menampilkan adegan ranjang dan tubuh telanjang film-film remaja Korea (yang ini banyak sekali), dan asumsinya – filter ‘pengaman anti pornografi dan lainnya’ di internet bisa saja ditembus tanpa sengaja, toh mudah sekali peselancar (siapa pun) tanpa sengaja menemukan yang ‘aneh-aneh’ di internet dari berbagai platform tersebut.

penipu-2-573c1c7c0d9773e207b25fd6.jpg
penipu-2-573c1c7c0d9773e207b25fd6.jpg
Saya pernah buka Youtube, baik dengan, atau tanpa akun, saya mengetik “lagu anak-anak Indonesia” di kolom pencari di Youtube. Yang keluar malah thumbnail (kanal berisi sekian video) menampilkan adegan seks kategori 100% vulgar.

Saya set ulang google search history-nya saya hapus. Saya ketik “drama movies for teenagers” – lha yang muncul malah kanal-kanal dengan lusinan video remaja Korea yang vulgar (juga).

Herannya, video barat (pemosting barat) malah lebih jarang yang seperti itu. Ini bukan bermaksud mendiskreditkan pihak-pihak atau negara tertentu sebagai pemosting dan pemroduksi film-film atau video porno atau yang tidak bermutu.

Ok, kembali ke soal penyalahgunaan SMS dan telepon untuk menipu sebagai judul artikel ini. Kadang terpikirkan oleh Penulis, jangan-jangan ini bagian dari dampak yang tidak diharapkan dari promosi “sekian ratus pulsa gratis bila melakukan sekian kali SMS”, atau bonus sekian ribu pulsa bila melakukan panggilan sekian kali, dsb. Ini pikiran awam/naif Penulis saja.

Untuk membeli pulsa baru, dan menggunakannya di gawai (gadget) tertentu, pelanggan diwajibkan mendaftarkan diri ke operator, menyerahkan fotokopi KTP, nah, tampaknya hal ini masih tidak efektif pemanfaatnya untuk kontrol tindakan terkait kriminalitas dan bisnis ilegal.

“Pusing deh kepala Barbie!”

Pikir-pikir, penjahatnya banyak banget ya? Banyak orang ingin jalan pintas. Dan itu bisa berisiko hilangnya nyawa orang lain yang menjadi korbannya (lha kalau kena serangn jantung saking kagetnya ditelepon orang tak dikenal bawa kabar buruk? ). Ini tentu adalah pernyataan ekstrim Penulis. Semoga kita semua diberi perlindungan selalu oleh Yang Maha Kuasa. Yang jahat disadarkan bagaimana pun jalannya. Amin.

Salam Kompasiana. | @IndriaSalim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun