Tanpa basa-basi, Gibran tidak mengelak ketika ditanya apakah posisinya sebagai anak Presiden membawa efek meningkatnya pelanggan bisnisnya. Ia mengakui bahwa memang ada peningkatan. Namun dia juga secara wajar mengatakan bahwa dalam bisnis berjualan martabak “Markobar”, pemasaran melalui media sosial sudah sejak awal dijalankan sebagai strategi pemasaran yang efektif, karena targetnya adalah anak muda, yang tentu erat terkait dengan kegiatan bersosial media.
Satu hal yang mengejutkannya sejak Sang Bapak menjadi Presiden adalah ketika saat pesta perkawinannya, dia dan rombongan disuruh berjalan kaki dari dan ke rumah pengantin perempuan (isterinya, Selvi Ananda).
Kaesang Pangarep, Si Anak Bungsu
[caption caption="Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menghadiri wisuda Kaesang di Singapura |Foto: liputan6.com"]
Kaesang, bungsu Presiden Jokowi beda lagi. Sebagai mahasiswa, dia menjadikan Ayahnya tempat bertanya soal-soal bidang studinya. Kaesang mengaku bahwa jurusan studi yang dipilihnya juga adalah hasil konsultasi dan arahan ayahnya.
Si Bungsu ini sangat dekat dengan kedua orang tuanya, namun Ibunya lebih sering menelponnya, dan itu bisa dilakukannya sampai 5 kali sehari, menelpon untuk menanyakan kegiatan sehari-harinya. Mungkin inilah bentuk kepedulian, agar anak bungsu tidak terjebak dalam godaan aneh-aneh yang mungkin akan menjeratnya, bila komunikasi tidak dijaga sebegitu akrabnya.
Kedua anak Presiden, Gibran dan Kaesang terbukti bisa membawa diri sebagai anak-anak orang tuanya, bukan sebagai pangeran di republik ini. Tidak ada ungkapan yang wah, atau mewah, tidak ada kesan yang membentuk kekaguman. Semua diungkapkan wajar, dan tentang hal yang sangat biasa.
Ketika disinggung soal percakapan keluarga, apakah ada pembahasan tentang hal serius terkait isu negara, kedua anak muda itu tidak berusaha tampil super istimewa. Dengan tanpa malu, mereka mengatakan “Saya benar-benar tidak tahu politik. Selain itu, kapasitas saya (Gibran) kan sebagai seorang anak, bukan pengamat politik.”
[caption caption="Presiden yang gemar memelihara kecebong | Foto: FB Presiden Joko Widodo"]
Baik Gibran maupun Kaesang seakan kompakan dalam status dan sikap mereka tentang berita hoax, berita plintiran, berita haters, dan isu kecebong. Penulis agak sulit membedakan apakah mereka bicara kecebong untuk menyindir publik yang sering mengejek Presiden Jokowi sebagai Presiden kecebongers, atau mereka menuturkan kebiasaan ayahnya yang harafiah suka kecebong.
"Bapak itu dua minggu sekali suka ambil kecebong di kolam. Dipelihara jadi lebih banyak," tutur Kaesang kepada Najwa Shihab di acara Mata Najwa.