Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[100Puisi] Politik Kemiskinan  

18 Februari 2016   08:38 Diperbarui: 22 Februari 2016   14:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kemiskinan itu primadona politik | Foto: Indria Salim"][/caption]Semua membenciku, karena aku tak tertahankan

Orang melafalkan namaku malu-malu

Bila aku melekat s’bagai pakaian mereka

Di lain waktu

Aku Sang primadona di mana-mana

Bila itu demi singgasana raja

***

Akulah kelam itu

Momok setiap insan yang rindu gemilang jalang

Bocah kecil menahan tangis

Hindari cambuk Si bengis

Sambil tetap mengemis

Agar napas tidak Senin-Kamis

 ***

Aku melekat dalam kehidupan mereka

Yang tak kuasa meronta

Bagai seonggok daging bernyawa

Penuh noda dan cela

Debu sudut pasar di kota

Adalah busana paling berharga

 ***

Akulah saksi abadi

Insan papa berselimutkan kebusukan berbau

Membaur sepi tak terperi

Napas tersisa satu persatu

Meluruh jiwa seiring akhir waktu

Berlalu.

 ***

Mereka gemakan suara

Serukan namaku

Dengan tangan terkepal

Pekik meraung, “Ganyang kemiskinan, entaskan kaum proletar”

Pria berdasi biru berjanji ‘kan mengenyahkan aku

Sambil menari, ikuti nyanyian keji

Ini indah, rakyatku ---

Fatamorgana mereka paksa jadi bianglala

“Demi kalian, rakyatku,” jadikanku pemimpinmu

Nyanyian orang mabuk, meracau bangga

Akulah nabi baru, “Gafatar!”

Akulah harapan itu, “Partai Demokrasi Kerohanian!”
Akulah mataharimu, “Hidup Anti Kemiskinan!”

 ***

Anak jalanan terkapar lapar

Ayah tiada, emak entah ke mana

Satu jiwa meregang

Kabar koran centang perenang

Andalkan pengamat palsu

“Kemiskinan semakin membelit!”

“Zaman berkubang dusta sengit!”

Seorang wanita menjadi gila

Hari ini kehilangan anaknya. | @IndriaSalim

 

*) Puisi ini karangan asli oleh penulisnya, dan pertama kali diunggah di Kompasiana.

 Silakan Baca Juga:

[100Puisi] Namaku Sadermono --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/indriasalim/100puisi-namaku-sadermono_56c2e3d5f49273b40782acf6

[100Puisi] Tentang Seratus Puisi -
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/indriasalim/100puisi-tentang-seratus-puisi_56c6a2715797735707f3039a

(Puisi titipan ponakan: Sellyn Penulis Krucil)

Sobatku Anak Tukang Bakso --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/sellynnayotama/sobatku-anak-tukang-bakso_56c448eaae92735e099e7a8c

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun