[caption caption="Kemiskinan itu primadona politik | Foto: Indria Salim"][/caption]Semua membenciku, karena aku tak tertahankan
Orang melafalkan namaku malu-malu
Bila aku melekat s’bagai pakaian mereka
Di lain waktu
Aku Sang primadona di mana-mana
Bila itu demi singgasana raja
***
Akulah kelam itu
Momok setiap insan yang rindu gemilang jalang
Bocah kecil menahan tangis
Hindari cambuk Si bengis
Sambil tetap mengemis
Agar napas tidak Senin-Kamis
***
Aku melekat dalam kehidupan mereka
Yang tak kuasa meronta
Bagai seonggok daging bernyawa
Penuh noda dan cela
Debu sudut pasar di kota
Adalah busana paling berharga
***
Akulah saksi abadi
Insan papa berselimutkan kebusukan berbau
Membaur sepi tak terperi
Napas tersisa satu persatu
Meluruh jiwa seiring akhir waktu
Berlalu.
***
Mereka gemakan suara
Serukan namaku
Dengan tangan terkepal
Pekik meraung, “Ganyang kemiskinan, entaskan kaum proletar”
Pria berdasi biru berjanji ‘kan mengenyahkan aku
Sambil menari, ikuti nyanyian keji
Ini indah, rakyatku ---
Fatamorgana mereka paksa jadi bianglala
“Demi kalian, rakyatku,” jadikanku pemimpinmu
Nyanyian orang mabuk, meracau bangga
Akulah nabi baru, “Gafatar!”
Akulah harapan itu, “Partai Demokrasi Kerohanian!”
Akulah mataharimu, “Hidup Anti Kemiskinan!”
***
Anak jalanan terkapar lapar
Ayah tiada, emak entah ke mana
Satu jiwa meregang
Kabar koran centang perenang
Andalkan pengamat palsu
“Kemiskinan semakin membelit!”
“Zaman berkubang dusta sengit!”
Seorang wanita menjadi gila
Hari ini kehilangan anaknya. | @IndriaSalim
*) Puisi ini karangan asli oleh penulisnya, dan pertama kali diunggah di Kompasiana.
Silakan Baca Juga:
[100Puisi] Namaku Sadermono --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/indriasalim/100puisi-namaku-sadermono_56c2e3d5f49273b40782acf6
[100Puisi] Tentang Seratus Puisi -
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/indriasalim/100puisi-tentang-seratus-puisi_56c6a2715797735707f3039a
(Puisi titipan ponakan: Sellyn Penulis Krucil)
Sobatku Anak Tukang Bakso --
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/sellynnayotama/sobatku-anak-tukang-bakso_56c448eaae92735e099e7a8c
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H