Ikhwal tampilan halaman: Pengakses Kompasiana via tablet (berdasarkan pengalaman Ece) tidak memungkinkan pembaca member komentar. Ia membandingkannya dengan tampilan lengkap FB, atau Twitter.
Demi keadilan buat akun yang tidak terverifikasi, diusulkan kepada Admin agar mempertimbangkan pemberian hak pelaporan juga. Bagaimana pun, penulis dengan akun tidak terverifikasi bukan selalu berarti penulis buruk.
Ngesti Setyo Murni, Kompasianer sejak setahun lalu.
Topik yang dikemukannya tentang: Hit yang "aneh". Ketika postingan terinterupsi dengan kegiatan melengkapi foto, ternyata pembaca sudah bisa mengomentari postingannya.
Penayangan artikel di timeline yang terkesan acak dan tidak merata. Menurut kesannya, ada satu judul dari seorang Kompasianer yang tampak pada saat yang sama, terlihat di mana-mana, sementara tulisan Ngesti cepat sekali menghilang. Walau begitu, saat ia check ke Google, memang terpantau kalau artikelnya banyak yg membaca dan mengambil (soal lingkungan hidup).
Iskandarjet mengakui bahwa berulangnya tayangan tulisan yang sama, disebabkan karena permasalahan engine, atau juga timing postingan tengah malam, yang perlu dihapus-hapus dengan cepat.
Tentang pengaturan teaser, Admin menyatakan kalau akhir-akhir ini cukup galak. Dalam hal melakukan pengubahan judul atas tulisan Kompasianer, Admin tidak sealu mengikuti penulis. Tujuannya, agar tulisan yang terpilih sebagai HL lebih pas dengan isinya, sehingga menarik minat lebih banyak pembaca. Contoh: Kompasianer ingin mempromosikan tentang Bali yg eksotis. Namun judulnya terlalu umum, "Jalan jalan di Bali".
Dalam hal ini, Admin mempertimbangkan prinsip pencantuman judul yang "moderat" sifatnya, artinya ideal baik dari perspektif penulis, pembaca dan Admin Kompasiana. Usulan dan "keluhan" EquaLaws Consultant dipertimbangkan demi perbaikan Kompasiana di masa mendatang.
Soal Akun terkait dengan isu duplikasi/ kloningan. Akun terverifikasi dimaksudkan agar Admin mengetahui identitas pemilik akun, meskipun nama yang terpajang dibolehkan berupa nama samaran.
Akun yang mewakili lembaga/ komunitas:
Admin mengakui bahwa tahun kemarin, akun yang nama lembaga dibolehkan, asal foto dan bio datanya tidak mengesankan ajakan yang bersifat "jualan". Namun begitu, Admin akan meninjau ulang pengaturan hal ini.
Pengelolaan pesan kepada Admin melalui inboks. Saat ini ada sekitar tiga ribu akun yang mengajukan verifikasi, namun belum sepenuhnya tertangani karena keterbatasan sumber Usaha yang dilakukan adalah merekrut staff khusus (Reza, bergabung baru sebulan ini), yang menghandel urusan non-konten dan administratif. Â Dalam satu hari, Reza membuka 100 akun untuk diproses verifikasinya. Admin akan berupaya agar dapat melakukan proses ini dengan lebih cepat.
Pelaporan:
Penyebabnya antara lain adalah engine yang belum sempurna, blm ada sistem yang bisa membedakan antara akun non-verified dan yang sudah. Admin sedang mengusulkan penambahan lima personel untuk menghandel ini, namun ini perlu proses. Meskipun penannganan secara konvensional dimungkinkan, Admin memadang hal ini sebagai opsi terakhir yang bisa dilakukan. Hanya kalau terpaksa, cara primitif ini akan ditempuh (membuka inbox satu persatu secara manual sesuai pelaporan individu. Yang dibuka akan mulai dari yg terlama dulu.)