Kenapa mereka begitu kejam kepadaku
Apakah hokum alam akan adil?
Tiba-tiba sebuah bayangan mendekatkan dirinya padaku. Sosok itu memunculkan rupaya yang seram. Ia ingin mendekapku. Tapi aku menolaknya. Hingga ia murka padaku. Aku sekarang melayangkan kaki ku. Karena ia menarik kerahku. Aku tercekik dalam jarinya yang panjang dan kuku yang kotor. Ia membuka mulutnya dan ingin menggigit leherku.
“TIDAKKKKK”
“Huffft cuman mimpi” ujarku puas
Aku terbangun cukup kaget. Jam di dinding menunjukkan pukul dua pagi. Keringat dipelipis seakan deras mengalir membasahi parasku. Dengan nafas yang terengah-engah. Ku coba untuk mengatur nafas sembari menenangkan diri. Di malam hari yang redup. Tanpa memperlihatkan keindahan seperti biasanya. Langit tampak merah tanda ia mendung malam. Gumpalan awan itu semakin menghujam malam dengan membawa kan angin sedikit kencang. Jendela bilik ku mulai menghentak-hentakkan tubuhnya pada dinding. Ku tutup jendela itu dengan cepat. Ulat-ulat (laron) pada berterbangan banyak diatas lampu kamarku. Segera ku berlari menuju kamar mandi untuk mengambil ember berisikan air. Dan ku padamkan lampu. Untuk pertama kalinya ku merasa takut akan kegelapan. Aku memberanikan diri karena aku tidak ingin membangunkan siapapun saat ini. Aku kembali mencoba mengingat kembali mimpi itu.
Kegelapan
Terasa hampa dikala malam
Menerpa beragam macam pikiran
Daku mencoba menepis kekhawatiran
Ingin rasanya meminta pertolongan