Mohon tunggu...
Indriana Hidayat
Indriana Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jika kamu saja yakin, lalu mengapa saya harus ragu?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Operasional Konkret

22 Maret 2023   14:12 Diperbarui: 22 Maret 2023   14:19 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelumnya mari menganal apa itu operasional konkret, jadi operasional konkret merupakan suatu tahap utama pada model piaget selama perkembangan kognitif. berdasarkan teori piaget bahwa perkembangan perkembangan operasional konkret dimulai sekitar usia 7-8 tahun dan berakhir pada usia 11 tahun. 

Peaget sendiri mengartikan operasional konkrit sebagai tindakan internalisasi yang dapat kembali pada point awalnya. dengan demikian operasional konkret adalah sikap mental yang tindakannya diawali  dengan perubahan prilaku, dan dapat juga diintegrasikan dengan tindakan lainya yang memili bentuk dan perubahan (subyantoro 2007:53). 

Pada usia operasional konkret, anak mebmiliki bentuk perubahan perilaku yakni transisi dari tahap pra  operasional ke tahap operasional konkrit. bentuk perubahan aprilaku pada anak usia konkret adalah anak tidak lagi beradapasi sosial guna memasuki sekolah, tetapi anak anak harus mampu memainkan perannya dan keterampilan anak saat berada disekolah. 

Menurut afffifudin dalam (subyantoro 2007:59) ada lima tugas perkembangan anak dalam usia konkret ; belajar menguasai ketermpilan fisik untuk bermain, belajar bergaul dengan baik terhadap teman sebaya, belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin, mengambangkan foundamental dalam membaca, menulis, dan berhitung, yang terakhir mengembangkan sikap kata hati, dan moralitas dalam kelompok sosial.

karakteristik anak usia konkret

Dalam usia konkret anak-anak biasanya memiliki ciri-ciri tertentu seperti:

1. Anak dapat membuat klasifikasi sederhana, seperti mengklasifikasikan objek  berdasarkan sifat-sifat umum, misal klasifikasi warna, dan karakter tertentu. dalam tahap ini anak  sudah mengetahui warna-waarna, dan juga akan tau mana hal yang baik dan buruk.

2. Anak dapat  membuat urutan sesuatu secara semestinya. seprti  mengurutkan abjad, angka, besar kecil, DLL. 

3. Anak mulai mengembangkan imajinasinya kemasa lalu dan masa depan. hal ini terjadi karena adanya perkembangan pola pikir yang egosentris sehingga menjadi mudah untuk mengidentifikasikan  sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda.

4. Anak mulai dapat berpikir argumenasi dan memecahkan masalah sederhana, ada kecendrungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang diperoleh oleh orang dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena jalan pikirnya masih terbatas pada sesuatu yang konkret.

perkembangan moral anak usia operasional konkret

Kohlberg dalam (nurgiyono 2005:56) mengemeukakan bahwa seorang anak pada tahap perkembangan opersional konkret memiliki perkembangan operasional yaitu:

1. penghormatan tanpa pemertanyaan terhadap  kekuatan yang berada diluar jangkauan; masalah baik buruk, boleh dan tidak boleh, ditentukan oleh  konsekuensi fisik  terhadap suatu tindakan yang dilakukan.

2. hubungan dipandang sebagai pemahaman marketplace daripada loyalitas, keadilan, atau rasa trimakasih.

perkembangan bahasa anak usia operasional konkret

Tahapan ini adalah usia anak 7-11 tahun, sedangkan harllock menyebutkan anak usia 7-11 tahun  masuk kedalam tahap masa akhir anak-anak, atau usia sekolah dasaar (1980;146).  dalam  tahapan ini anak memiliki ciri-ciri yakni :

1.penambahan kosakata umum terjadi  secara tidak teratur . anak yang lebih besar tidak hanya belajar kosakata baru tetapi juga mempelajari arti dari kata-kata lama. anak laki-laki lebih banyak memiliki kata-kata populer yang kasar  dan kata-kata makian karena kata-kata itu dianggap sebagai pertanda kejantanan, sedangkan anak perampuan lebih banyak kosakata rahasia.

2. kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini.

3. tahap mengobrol mungkin menjadi ciri perkembangan ini, ditahap ini anak tidak hanya sekedar bersuara, tetapi anak menggunakan pembicaraan sebagai bentuk komuniasi bukan sebagai bentuk latihan verbal.

4.isi pembicaraan egosentris, maksudnya adalah saat anak-anakn sedang berbicara dengan teman sebayanya pembicaraan umumnya tidak terlalu egosentris, berbeda jika mereka berada bersama orang-orang dewasa biasanya meraka menunjukan sikap egosentris

perkembangan emosi anak usia operasional konkret

Pola emosi  anak usia konkret terdiri dari dua hal. pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi dan kedua, bentuk ungkapannya. perubahan tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya  pengalaman dan belajar dari pada proses pematangan diri (hurlock 1980:154). ciri emosi anak usiakonkret adalah:

1.anak-anak-anak mulai mengungkapkan amarah,murung, dan berbagai ungkapan kasar.

2.anak-anak lebih besar lebih cepat marah ketika dihina dibandingkan anak yang lebih muda, yang tidak sepenuhnya mengerti.

3.anak laki-laki dipandang lebih sesuai mengungkapkan emosinya disetiap umur dibandingkan dengan anak perempuan. anak perempuan lebih banyak mengalami rasa takut, khawatir dan prasaan kasih sayang.

perkembangan sosial anak pada usia konkret

Ciri perkembangansosial anak  operasional konkret ditandai dengan adanya pementukan suatu geng (hurlock 1980:157). ciri perkembangan sosial lainya adalah anak laki-laki cendrung memiliki jaringan yang lebihluas dibandingkan anak perempuan karena anak perempuan jusrtru lebih senang membangun jaringan yang lebih insensif dnegan hanya beberapa orang.

perkembangan kognitif anak usia opersional konkrit

Menurut Tarigan(1995;48) pada usia opersional konkret anak pada usia 7-8 tahun memiliki ciri perkembangan yaitu:

1. anak belajar membaca, anak-anak senang membaca buku yang mudah, sederhana, dan mendemontrasikan kemampuan-kemampuan yang diproleh dari buku yang dibacanya.

2.belajar menulis, anak-anak senang sekali menciptakan atau mengarang ceritsnya sendiri.

3.anak-anak lebih suka cerita yang lebih panjang dibanding cerita pada waktu anak usia 5 tahun.

kesimpulan

J

adi bisa disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya bergantung pada bagaimana sistem pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. tapi juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga  serta lingkungan masyarakat. antara lingkungan pendidikan yang satu dengan yang lain yang disebut sebagai tripusat, pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hungungan yang saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun