Mohon tunggu...
indra Tranggono
indra Tranggono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Konsistensi dan Spirit Pembebasan "The Jongos"

22 Oktober 2024   08:02 Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:48 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kekuatan karakter, manusia menentukan orientasi hidupnya, baik yang terkait dengan nilai-nilai ideal maupun yang berhubungan dengan profesi.

Selain itu, Emha tidak secara langsung mengajarkan etos kerja atau etos kreatif. Tesis Emha, pada dasarkan setiap saat manusia menimbun hutang-hutang kebudayaan. 

Karena itu, manusia dituntut untuk bekerja keras melahirkan ide dan karya guna melunasi hutang-hutang tersebut. Untuk itu, setiap manusia harus mampu menjadi produsen kebudayaan, bukan konsumen kebudayaan.

"Kerja jangan dianggap sebagai beban tapi dipahami sebagai kegiatan yang membahagiakan dan membebaskan. Dengan cara itu, manusia terdorong menjadi kreatif dan produktif,"tutur Emha, suatu ketika.

Emha tak hanya bicara tapi juga memberikan contoh. Ia selalu gigih memperjuangkan ide-ide kreatifnya menjadi pelbagai tulisan: puisi, esai, kolom, naskah drama dan lainnya. Sudah ribuan karya ia hasilkan, dan sebagian besar telah terbit menjadi buku.

Anak-anak muda yang waktu itu "ngangsu kawruh" (menimba ilmu) pada Emha, berupaya menemukan jalan hidup: ada yang jadi jurnalis, penulis, aktor, musisi, politisi, dan ada pula yang menjadi aktivis LSM serta aktivis demokrasi. Mereka tumbuh dalam atmosfer Emha, karena itu mereka bisa disebut "gugusan kreatif Emha". Tentu termasuk mereka yang berhimpun dalam Dapoer Seni Djogja.

Legacy atau warisan Emha bukan hanya karya pemikiran dan karya estetik, tapi juga kerja-kerja kebudayaan yang telah melahirkan banyak orang kreatif di bidangnya masing-masing. 

Kerja kebudayaan mampu menciptakan iklim dan tradisi kreatif yang berperan sangat penting di dalam menjaga ekologi kreatif. Ini lah salah satu wajah ketokohan Emha yang sangat penting untuk dipahami.

Teater Pembebasan

Di dalam diskusi setelah pementasan, Helmi Mustofa merefleksi atas pentas "The Jongos". Penulis, staf Progress Sekretariat Cak Nun dan KiaiKanjeng serta redaktur Caknun.com itu antara lain mengatakan, thesis "The Jongos" senada dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, yakni pembebasan atas budak atau perbudakan.

Pada "The Jongos" spirit pembebasan itu berhubungan dengan mentalitas jongos. Tidak sedikit manusia yang secara sosial memiliki kehormatan, justru terjerembab dalam kubangan jingoisme: mereka menjadi budak penguasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun