Mohon tunggu...
Indrata Kusuma Prijadi
Indrata Kusuma Prijadi Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier

Indrata Kusuma Prijadi, SE, S.Par., MM.Par Managing Director-Wishtler Hospitality Management VP Network Development-Indonesian Diaspora Network Global Chairman-Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah Part-time Lecturer at ARS University Bandung and Univesitas WInaya Mukti Bandung

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pesan Menyentuh GM Hotel kepada Karyawan di Masa Covid-19

21 April 2020   07:00 Diperbarui: 27 April 2020   09:48 6034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: WhatsApp Group pribadi

Teman-teman semuanya,

Hari ini saya berbincang dengan sahabat saya, seorang GM hotel juga, beliau baru cerita kalau ternyata sejak awal bulan ini sudah tidak bekerja lagi. Demikian pula tim beliau, terkena unpaid leave, bahkan sejak bulan kemarin tidak mendapatkan gaji maupun uang service charge sama sekali, meski hotel masih sempat buka.

Masih ingat kan, belum lama ini saya cerita mengenai teman-teman mantan satu tim saya di hotel saya dulu yang dari GM sampai karyawan semuanya 'terpaksa' resign, karena semula dirumahkan tanpa mendapatkan gaji sepeserpun sejak bulan Maret, kemudian tidak ada kejelasan.

Ingat juga kan, kejadian salah satu hotel yang mem-PHK semua karyawannya dengan sistem same day notice?

Banyak teman-teman saya (atau mungkin teman-teman kalian juga) baik posisi GM maupun posisi lain di dunia perhotelan ini yang harus terkena unpaid leave tanpa digaji sama sekali atau 'terpaksa' (bahkan sebagian 'dipaksa') harus resign, sangat banyak sekali.

Jangankan THR yang seharusnya sebentar lagi dibagikan, untuk mendapatkan upah atas hasil kerjanya saja belum ada kejelasan. Padahal mereka adalah pejuang revenue yang gigih dimana di saat kondisi normal sebelum wabah Corona ini terjadi, mereka berkontribusi sangat besar bagi perusahaannya.

Kejam?

Sepertinya begitu, tapi sadarkah kita bahwa banyak pengusaha juga yang terancam gulung tikar menghadapi kondisi saat ini. Pendapatan tidak ada, tapi punya tanggung jawab (setidaknya tanggung jawab moral-'moral obligation') untuk memberikan nafkah bagi pegawainya; salah satu aset penting mereka.

Banyak pengusaha yang punya hati nurani, tapi tidak bisa berbuat banyak... Kita perlu pahami, ini masa-masa terberat bagi siapapun. Ibarat makan buah simalakama, maju kena-mundur kena...

Bersyukurlah bahwa Owner kita sangat concern memikirkan kita, berusaha untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan kita, mengusahakan pembayaran THR kita, berusaha agar kita tetap memperoleh pendapatan meski hotel tutup untuk sementara, tanpa ada pendapatan sama sekali.

Mohon syukuri hal ini. Marilah kita semua berdoa bersama bagi kesehatan Owner kita, Board of Director kita, orang-orang Head Office/Corporate, semua orang di grup hotel kita dan tentu saja bagi karyawan dan keluarga hotel kita tercinta, semua sehat dan terbebas dari wabah Corona ini, semoga wabah segera berakhir dan bisnis kita segera pulih seperti sediakala.

Sejak awal saya berulang kali mengingatkan untuk selalu berhemat dalam kehidupan kita, sebisa mungkin menabung dan berinvestasi. Jangan hidup mengejar gaya hidup.

Saya pernah sampaikan pula, dalam dunia perhotelan ini bahkan sayapun sebagai GM, hukum ini berlaku: we are living in an artificial luxury (kita hidup dalam kemewahan semu). Mobil juga mobil dinas, tinggal di hotel hanya sebagai fasilitas kerja, makan di resto juga fasilitas, begitu kita kehilangan pekerjaan itu, hilanglah segala kemewahan semu itu, makanya selalu berhematlah.

Jabatan saya sebagai GM pun hanya titipan, amanah yang harus saya jaga dan syukuri yang bisa hilang kapan saja, begitu pula jabatan Anda semua.

Khusus dalam masa wabah Corona ini kita harus jauh lebih berhemat. Sisihkan selalu uang gaji Anda untuk membeli kebutuhan pokok, beras, gas, minyak, telur, ikan asin, sabun, dsb. Kurangi belanja konsumtif.

Sekecil apapun lahan Anda, mulailah bercocok tanam bahan-bahan yang bisa kita makan dan masak, tidak perlu halaman luas, gunakan pot, plastik atau kaleng bekas cat, bila ada lahan lebih, bisa juga beternak unggas, ikan dan sejenisnya.

Kita tidak tahu akan berapa lama wabah ini berlangsung dan sampai berapa lama perusahaan mampu menanggung gaji kita tanpa ada pemasukan.

Think the worst case scenario: selalu pikirkan skenario terburuk dalam hidup kita agar kita selalu siap menghadapi kondisi apapun dalam hidup kita. Berhemat-hematlah.

It's not a matter of how much you earn, but how wise you spend. Bukan masalah berapa banyak penghasilan Anda, tapi bagaimana bijaksana Anda menggunakan uang penghasilan Anda.

Akhirul kata, semoga badai segera berlalu, dan semoga kita bisa menunaikan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri seperti tahun-tahun sebelumnya, terbebas dari wabah Corona dan bisnis di tempat kita bekerja segera pulih seperti sediakala sesegara mungkin...

Aamiin YRA...

Demikian isi renungan dan himbauan sang General Manager sebuah hotel tersebut menghadapi krisis akibat wabah Corona saat ini...

***

Dunia Pariwisata adalah penyumbang devisa terbesar kedua bagi Indonesia, namun sayangnya, dengan adanya wabah corona ini, dunia Pariwisata; termasuk di dalamnya adalah dunia perhotelan; merupakan dunia usaha yang sangat terdampak.

Masih ingat pembicaraan kami dalam forum diskusi pariwisata dengan host Bapak Tendi Nuralam, bersama para diaspora Indonesia yang tinggal di seluruh penjuru dunia beberapa hari lalu di mana Bapak Noviendi Makalam dari Kementerian Pariwisata menyatakan keprihatinannya atas banyaknya insan perhotelan di Indonesia yang sangat terdampak oleh wabah corona (covid-19) ini, banyak yang kehilangan pekerjaan.

Belum lama juga saya mendapatkan edaran data sekitar 1200an hotel yang terpaksa harus tutup sementara.

Jumlah itu baru yang terdata, saya yakin masih banyak lagi hotel-hotel yang terpaksa tutup di luar data yang saya peroleh tersebut. (PHRI sendiri baru-baru ini merilis data 1642 hotel yang sementara tutup selama pandemi Covid-19 ini terjadi).

Belum lagi list hotel-hotel di Bali yang dijual gara-gara wabah ini yang pernah saya terima, dan beberapa di kota-kota lain di Indonesia.

Kami insan perhotelan Indonesia tidak ingin mengeluh, tapi kami ingin mata khalayak ramai di Indonesia terbuka, bahwa sektor bisnis yang terdampak oleh wabah ini bukan hanya satu atau dua saja, semua sektor terdampak, selama ini yang digembar-gemborkan terdampak hanyalah the tip of Iceberg (puncak gunung es); hanya itu-itu saja; padahal banyak sektor-sektor usaha lain yang sangat terdampak, tetapi tidak disentuh atau tidak dibicarakan.

Dampak wabah corona ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Inilah saatnya kita sama-sama berhemat-kencangkan ikat pinggang, sama-sama memikirkan inovasi dan modifikasi bentuk usaha yang bisa survive di dalam masa berat ini.

Kita bukan lagi berbicara mengenai the survival of the strongest; karena yang kuatpun bisa jatuh kalau efek wabah ini tidak segera diatasi bila wabah ini berlangsung lama; tapi lebih kepada the survival of the fittest... Bentuk bisnis yang bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang ini Insya Allah akan bisa survive; bertahan...

Bagaimana dan apa saja yang bisa kita lakukan?

Kita serahkan pada para ahlinya untuk mengkaji dan memberikan saran dan masukan kepada kita, sambil kita sesekali ikutan forum diskusi dunia maya yang sekarang ini sedang marak-maraknya dilakukan.

Perlu tukar pikiran antara pemangku pemerintahan, para akademisi dan praktisi perhotelan untuk berdiskusi, duduk berjauhan (kan lagi physical distancing🙂) namun berada dalam satu forum diskusi memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi bersama ini.

Semoga banyak ide cemerlang aplikatif timbul di sana yang segera bisa diterapkan dalam kehidupan keseharian kita, dan tentu saja harapan saya, semoga wabah corona ini segera berlalu dan kehidupan bisa segera normal kembali, pulih seperti sediakala...

This too shall pass...

Aamiin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun