KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2
PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL (PSE)
Asep Indra Niagara
CGP Angkatan 6 Kabupaten Majalengka
Assalaamu'alaikum Wr.Wb
Salam dan Bahagia, Bapak dan Ibu Guru hebat.
Pendahuluan
Sebagai pendidik dan juga manusia biasa, kita tentunya pernah merasakan atau mengalami perasaan emosi seperti marah, kecewa sedih bahkan stress dan kewalahan dengan tugas-tugas atau pekerjaan yang begitu banyak. Untuk dapat mengontrol diri kita maka kita perlu mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional yang bertujuan untuk memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaraan diri). Menetapkan dan mencapat tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian Daniel Goleman (1995) manfaat penerapan pembelajaran sosial dan emosional dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Sosial dan Emosional dapat meningkatkan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Selain itu, PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal
Â
Â
Kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya
Kaitan dengan modul 1.1 -- Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).Â
Peran pendidik  yang disampaikan Ki Hajar Dewantara adalah  penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,  agar  mereka  sebagai  manusia dan anggota  masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pemikiran KHD ini mengingatkan kita bahwa tugas kita sebagai pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menuntun tumbuh kembang murid secara holistik bukan hanya kemampuan akademiknya saja tetapi juga menuntun dan menumbuh kembangkan kompetensi sosial dan emosionalnya. Dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal
Â
Kaitan dengan modul 1.2 -- Nilai dan Peran Guru Penggerak
Sebagai guru penggerak yang mempunyai nilai berpihak pada murid dan juga mempunyai peran dalam mewujudkan kepemimpinan murid kita dapat mengimplementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) baik di kelas maupun sekolah dengan cara pengajaran eksplisit, terintegrasi dalam praktik mengajar dan kurikulum akademik maupun mengimplementasikannya dalam iklim kelas dan budaya sekolah baik berupa keyakinan kelas maupun peraturan sekolah. Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru penggerak juga harus dapat memodelakan (menjadi teladan), belajar dan berkolaborasi untuk menumbuhkan kesadaran penuh yang dilandasi perhatian, rasa  ingin tahu, kepedulian dan welas asih sebagai dasar dalam memperoleh dan menerapkan Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) bagi dirinya maupun seluruh individu yang ada didalam ekosistem sekolah sehinga dapat mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan dapat meningkatkan kompetensi akademik dan well-being.
Kaitan dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Dengan pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) guru dapat Mewujudkan visi yang diimpikan yaitu membentuk karakter murid yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Kaitan dengan modul 1.4 Budaya Positif
Melalui pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) guru dapat mengidentifikasi dan memahami emosi yang dirasakan oleh murid. Sehingga dapat dengan mudah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dasar murid. Murid pun dapat mengontrol diri dan menerapkan budaya positif secara intrinsik dengan penuh kesadaran diri.
Kaitan dengan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Melalui pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) guru akan lebih mudah dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar murid baik dari segi kesiapan belajar murid, minat belajar murid dan profil belajar murid. Karena murid akan dengan penuh kesadaran diri hadir dikelas mengikuti pembelajaran dengan perasaan yang nyaman dan Bahagia.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional ini hanya bermanfaat untuk guru saja dalam mendukung tugasnya dalam mendidik murid-murid. Sehingga selama ini saya hanya fokus pada diri saya dalam mengembangkan dan mengelola kompetensi sosial dan emosional diri saya tanpa mengimplementasikannya pada murid-murid saya. Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran sosial dan emosional ini sangat penting untuk diimplementasikan baik pada murid maupun tenaga kependidikan yang ada di lingkungan sekolah.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), Â 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:Â
- Peningkatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang terdiri dari : kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosia, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan perilaku positif
- Menciptakan lingkungan belajar yang supportif, berkaitan dengan pengurangan perilaku negatif
- Sikap positif pada diricsendiri, respek dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan sekolah, berkiatan dengan pengurangan tingkat stress dan peningkatan performa akademik.
Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:
- Bagi murid-murid saya akan mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional ini dengan cara :
- Pembelajaran eksplisit yaitu dengan melakukan apel setiap hari selasa pagi
- Mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional pada praktik mengajar dikelas
- Penciptaan iklim kelas yang positif yaitu dengan membuat keyakinan kelas
- Bagi rekan sejawat saya akan mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional ini dengan cara
- Menjadi teladan
- Menerapkan kompetensi sosial emosional  dalam peran dan tugas
- Menciptakan budaya mengapresiasi
- Menunjukkan kepedulian
- Belajar
- Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi
- Berkolaborasi di tempat kerja
- Mengagendakan sesi  berbagi praktik baik
- Berkolaborasi
- Membuat kesepakatan bersama-sama
- Membuat komunitas belajar professional
- Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H