Mohon tunggu...
Indra Muliani
Indra Muliani Mohon Tunggu... Perawat - Universitas Airlangga

Suka menulis jika ada niat

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Permasalahan Pelayanan Lansia di Panti

26 Februari 2023   20:05 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:28 2727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai lanjut usia tentu mereka memiliki kebutuhan yang berbeda dengan kelompok usia lainnya. Namun karena kondisi fisik dan keuangan mereka yang tidak memungkinkan sering kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Pemerintah bertanggung jawab mewujudkan amanah perundangan untuk menyejahterakan lansia dengan menciptakan strategi dan program pemberdayaan Sumber Daya Manusia lanjut usia, menciptakan fasilitas dan kegiatan-kegiatan untuk mengisi hari-hari tuanya, serta meningkatkan upaya-upaya terpadu pemberdayaan SDM lansia. Yang dibutuhkan adalah aksi nyata, bukan sekadar aturan semacam kertas yang terlihat indah. Usaha mengatasi permasalahan dan beberapa harapan kepada pihak-pihak yang peduli terhadap lansia harus terpadu. Para lansia yang dititipkan di panti pada dasarnya memiliki sisi negatif dan positif. Sebenarnya panti jompo terbentuk atas dasar kasih sayang pihak lain terhadap para lanjut usia yang tidak mendapatkan kasih sayang di luar panti baik di keluarganya maupun di warga masyarakat. Sosialisasi di lingkungan yang memiliki tingkat usia sebaya akan menjadi hiburan tersendiri sehingga kebersamaan itu dapat mengubur kesepian yang biasanya mereka alami. Namun terkadang kehadiran panti jompo membuat para lanjut usia menjadi serasa kurang dihargai oleh anak-anaknya ketika anak-nya merasa direpotkan dengan keberadaan mereka sehingga para lanjut usiadimasukkan ke panti jompo. (Yuwanto, 2013)

Masalah Yang Sering Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti Asuhan

Masalah yang sering dihadapi oleh lansia yang tinggal di panti asuhan menurut  (Wreksoatmodjo, 2013) adalah :

  • Lansia yang tinggal di panti umumnya kurang merasa hidup bahagia, banyak lansia yang merasa kesepian tinggal di panti padahal banyak lansia atau penghuni panti di sekeliling mereka.
  • Lansia yang tinggal di panti merasa sedih karena keterbatasan ekonomi, meskipun kebutuhan mereka sehari-hari  terpenuhi.
  • Lansia yang tinggal di panti tercukupi kebutuhan fisik (pangan, sandang dan papan) namun mereka tetap merindukan dapat menikmati sisa hidupnya dengan tinggal bersama keluarga.
  • Lansia yang tinggal di panti, pada umumnya adalah lansia terlantar yang jauh dari anak dan cucu, akan cenderung kurang dapat memaknai hidup, mereka menjalani hidup kurang semangat, kurang optimis, dan  merasa kesepian atau hampa, kurang memiliki tujuan yang jelas baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, lingkungan dan masyarakat.
  • Lansia yang tinggal di panti cenderung merasa kurang bebas menentukan pilihan dalam hidupnya, mereka lebih senang tinggal di panti karena ada yang mengurusnya walaupun mereka merasa terkekang, dan mereka merasa tidak dapat bertindak sesuai nilai-nilai yang diyakininya.
  • Para lansia yang tinggal dipanti kurang beraktifitas, baik aktifitas fisik maupun aktifitas kognitif dan juga kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
  • Lansia penghuni panti banyak yang mengalami underweight (penurunan berat badan).
  • Bberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa lansia yan tingga di panti lebih beresiko mengalami gangguan kognitif.

Penyebab Dari Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti

Secara umum penyebab timbulnya masalah pada lansia yaitu disebabkan oleh kondisi penurunan fisik yang memang muncul dari proses penuaan yang terjadi. Pada lansia yang tinggal di panti jompo masalah yang sering muncul yaitu masalah sosial akibat keterbatasan perawatan dan peran keluarga yang merawatnya. Masalah sosial yang sering terjadi yaitu kesepian, stress, depresi, penarikan diri, dan acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungannya. (Wreksoatmodjo, 2013)

Masalah Umum yang Unik Bagi Lanjut ,adalah :

1.  Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada orang lain.

2.  Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.

3.  Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik

4.  Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau isteri yang telah meninggal atau pergi jauh atau cacat

5.  Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah

6.  Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa

7.  Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa

8.  Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan yang lebih cocok

9.  Menjadi korban atau dimanfaatkan oleh para penjual obat dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan diri.

Solusi Atas Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti

Lansia yang hidup di panti dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada lansia terhadap keluarganya yang tinggal di rumah, bergantung pada latar belakang keluarga masing-masing lansia. Lansia yang hidup di panti seringkali merasa terbuang, merasa cemas karena berpisah dengan keluarga dan harus beradaptasi dengan lingkungan baru, merasa tidak berdaya, dan merasa malu. Alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi lansia dapat dilakukan oleh perawat atau pengelola panti yang merawat lansia di  panti tersebut dan peran serta dari keluarga lansia (Wreksoatmodjo, 2013), antara lain :

1.  Perawat atau pengelola panti membantu lansia untuk mengekspresikan perasaannya dan bersama-sama menggali persepsi lansia, sehingga lansia tersebut dapat menerima keputusan keluarganya sebagai hal terbaik yang dilakukan, baik bagi dirinya maupun bagi keluarga yang berada di rumah.

2.  Rancangan intervensi sosial perlu dilakukan dalam mengatasi masalah kesepian dan kepuasan hidup di panti werdha. Intervensi sosial ini melibatkan keluarga dalam bentuk dukungan sosial, perubahan pola pikir bahwa lansia masih memiliki peran dan bukan dibuang oleh keluarga. Rancangan intervensi sosial ini dapat dilakukan dengan kunjungan berkala dan aktivitas bersama dengan

3.  Melaksanakan kegiatan dan aktivitas bersama-sama dengan para penghuni panti werdha dan usahakan bahwa dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antar penghuni panti (sesama lansia) sehingga lansia tidak merasa kesepian dan tetap dapat melaksanakan aktifitas baik fisik maupun kognitif, meningkatkan rasa optimis dan semangat hidup pada lansia.

Penulis: Indra Muliani / Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Sumber :

Erpandi. POSYANDU LANSIA Mewujudkan Lansia Sehat, Mandiri & Produktif.Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2014Amalia, Y., Ni’mal, B. and Mury, R. (2014) ‘Perbedaan kualitas hidup lansia yang tinggal di komunitas dengan di pelayanan sosial lanjut usia’, Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(1), pp. 87–94. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun