Misalkan anak ingin memiliki gadget terbaru maka orang tua meminta anak untuk menabung setidaknya setengah dari harga gadget atau si anak harus bisa masuk 3 besar saat pembagian raport. Tujuan agar si anak mendapatkan barang karena ada usaha sendiri.Â
Jika berhasil, anak lebih menghargai barang yang diberikan. Menurut saya cara ini lebih bijak dibandingkan memenuhi segala permintaan si anak tanpa ada usaha berlebih dari si anak.Â
# Kurang Kuatnya Komunikasi 2 Arah
Sikap anak yang mudah emosi atau bertindak semaunya jika keinginan tidak dituruti ternyata juga ada peran orang tua yang menciptakan sikap tersebut. Ini menandakan pola komunikasi antara orang tua dan anak tidak terjalin dengan baik.
Biasanya ketika anak merengek ingin sesuatu, orang tua bersikap cuek atau berusaha memenuhi agar si anak tidak rewel. Komunikasi ini membuat karakter anak tidak terbentuk sesuai harapan.Â
Saya pernah melihat sebuah video dimana ketika anak menangis karena ingin dibelikan sesuatu, orang tua bersikap bijak. Ia mengajak anak berdialog secara personal. Orang tua mengajak anak menyampaikan keinginannya dan alasan kenapa ia ingin sesuatu.Â
Misalkan anak usia SMP ingin dibelikan motor. Orang tua berusaha menjelaskan bahwa motor belum layak untuk usianya. Orang tua takut jika terjadi sesuatu di jalan karena anak usia SMP masih belum stabil dan matang dalam berkendara. Bahkan anak diajak melihat beberapa berita kecelakaan yang disebabkan anak yang belum cukup umur.Â
Orang tua berjanji akan membelikan motor jika si anak sudah cukup usia. Alhasil anak jadi lebih paham dan bisa menenangkan dirinya. Komunikasi 2 arah antara orang tua dan anak perlu dibangun sejak dini agar karakter anak bisa lebih bijak dan tidak mudah emosi dalam menghadapi sesuatu.
***
Anak adalah segalanya namun bukan berarti segala keinginan anak harus dituruti oleh orang tua. Kondisi dimana gaya hidup anak terlalu berlebihan yang berakhir pada meningkatkan stres orang tua memenuhi keinginan si anak.Â
Jangan sampai orang tua sudah kerja keras memenuhi kebutuhan keluarga dan anak justru tidak dianggap oleh si anak dan si anak menjadi tidak mandiri dalam bersikap. Apakah sobat mengalami hal serupa?Â