Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pemilih Muda antara Polos dan Kritis Namun Potensial

28 Oktober 2023   20:50 Diperbarui: 4 November 2023   04:27 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilih Kalangan Anak Muda Yang Menggunakan Hak Suara | Sumber: Kompas.com/Firman Taufiqurrahman

Jika kalangan bapak-bapak atau ibu-ibu kerap memilih karena subjektivitas misalkan karena kandidat cakep, berwibawa atau tampak sederhana. Nyatanya pemilih muda lebih suka memilih kandidat berdasarkan analisis yang sudah dilakukan. 

Saya ingat pada Pilpres 2014 lalu, saya sempat berdebat dengan teman terkait alasan mengapa memilih paslon tertentu. Kami tidak berdebat ngalur kidul tapi berdasarkan data, rekam jejak, melihat visi misi hingga melihat hasil debat capres-cawapres. Artinya apa yang disampaikan ada landasan yang cukup kuat. 

Tidak jarang pemilih muda bahkan mencari rekam jejak dan celah kekurangan masing-masing kandidat. Misalkan pernah tersandung kasus hukum, bagaimana kandidat membina hubungan keluarga, paham hingga partai atau sosok yang berada di belakang paslon. Bisa jadi segala informasi yang diterima kian menguatkan atau bahkan melemahkan dukungan pemilih muda.

# Pemilih Muda Menyukai Terobosan Baru

Kemunculan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Pemilu 2019 memang dinilai bukan ancaman serius bagi partai-partai besar karena dinilai partai pendatang baru. Namun saya melihat strategi PSI yang menyasar pemilih muda tidak bisa dianggap sepele. 

Meskipun gagal lolos ke Senayan namun di beberapa daerah PSI berhasil mengirimkan perwakilan dalam DPRD Provinsi ataupun DPRD Kota/Kabupaten seperti di DPRD Provinsi Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Bali, NTT dan Sulawesi Utara. Perolehan ini karena mendapatkan suara dari kalangan pemilih muda. 

Pemilih muda seakan jenuh dengan partai, caleg ataupun paslon yang lebih banyak umbar janji tapi kerap dilanggar. Selain itu pemilih muda pun kerap ide atau visi yang disampaikan Partai atau Caleg kurang bisa mewakili harapan anak muda serta dianggap kolot/kurang update. 

Ini karena sudah banyak perubahan zaman, kemajuan teknologi hingga perubahan gaya hidup yang kurang disadari oleh kalangan orang dewasa. Untuk itu ketika ada partai atau sosok yang memahami harapan pemilih muda akan mudah menarik minat pemilih kalangan ini. 

# Pemilih Muda Dikenal Fanatik

Jangan dianggap sepele kekuatan dari pemilih muda. Ketika mereka sudah punya kandidat maka akan berupaya membela atau melakukan berbagai cara untuk meningkatkan dukungan atau membela kandidat dari serangan lawan. 

Saya ingat saat ada iring-iringan parpol atau paslon, justru iring-iringan tersebut didominasi pemilih muda. Pemilih kalangan dewasa sepertinya sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan, urusan keluarga ataupun pribadi sehingga tidak banyak memiliki waktu untuk terlibat dalam kegiatan paslon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun