Ini juga kerap terjadi dimana perantau merasa susah mendapatkan pekerjaan atau keahlian/pengalaman kerja yang dimiliki ternyata susah mendapatkan kerja.Â
Saya ingat ada cerita dari seorang perantau bahwa keterampilan dirinya di industri manufaktur ternyata tidak banyak mendapatkan kesempatan kerja baru. Di Bali ternyata lebih membutuhkan SDM di bidang jasa dan pariwisata.Â
Hal lain yang bikin kaget karena gaji yang diterima saat bekerja di Bali tidak sesuai ekspetasi. Ini karena ia baru tahu UMK Bali tidak sebesar UMK di Jakarta tempat awal ia bekerja.Â
Di atas adalah sedikit informasi terkait besaran penghasilan jika bekerja di Bali sesuai UMK yang berlaku. Kekagetan karena banyak perantau yang semula bekerja di daerah dengan UMK tinggi justru tidak mendapatkan nominal sama besar.Â
Contoh kenalan saya yang semula bekerja di Jakarta dengan UMK sebesar 4,6 juta rupiah di 2022. Namun ketika pindah ke Denpasar ia mendapatkan 2,7 juta. Ia bingung karena pendapatan sekarang tidak bisa menutupi cicilan dan kebutuhan sehari-hari.Â
Sebaiknya sebelum merantau ke Bali untuk bekerja maka kita harus siap mental dan kuat informasi. Jangan samakan dunia kerja di Pulau Jawa yang banyak di sektor industri manufaktur dengan Bali yang lebih didominasi sektor pariwisata.Â
Tidak ada salahnya kita perlu meningkatkan keterampilan yang sejalan dengan kebutuhan di pelaku usaha Bali. Misalkan peningkatan bahasa asing karena tingginya jumlah WNA di Bali. Banyak lowongan pekerjaan di Bali khususnya di daerah wisata yang mengharapkan pelamar bisa berbahasa asing.Â
***
Merantau ke Bali memang menjadi impian bagi banyak orang. Ini karena mereka bermimpi bisa bekerja, merasakan suasana Bali serta bisa berwisata secara bersama-sama. Sayangnya ada ketidaksiapan yang dihadapi oleh perantau.Â
Alhasil muncul keraguan, stres karena tidak sejalan dengan harapan serta susah beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebelum itu terjadi, yuk cari tahu dulu seluk beluk kehidupan di Bali. Jangan sampai menyesal setelah tiba di Bali.Â