Alhasil tabungan kian menyusut karena pemasukan tidak ada sedangkan pengeluaran selalu ada setiap harinya. Inilah yang membuatnya stres karena ia tidak kuat merealisasikan tujuan awal ke Bali.Â
Sudah nyaman untuk menikmati wisata, budaya dan berfokus untuk menikmati hidup dibandingkan bekerja. Kesalahan inilah yang bisa jadi pelajaran bersama.Â
Kenali dulu untuk apa ke Bali. Apakah untuk studi, mencari pekerjaan, berwisata atau urusan pribadi. Ketika gagal memahami tujuan ini bisa jadi kita akan mengalami kebingungan dan merasa salah untuk merantau ke Bali.Â
# Pahami Aturan dan Budaya Warga Setempat
Kerap kali ada kekagetan warga perantau saat merantau ke Bali. Contoh ada yang kaget bahwa di Bali banyak terdapat anjing liar berkeliaran di jalan, melihat banyak sesajen di jalan atau tempat umum, budaya Nyepi, iuran warga dan sebagainya.Â
Pada Nyepi 2023, sempat ada konflik sosial yang terjadi. Konflik ini terjadi karena ketidaktahuan akan tradisi dan budaya lokal Bali. Padahal sebagai pendatang, kita wajib mencari tahu adat dan budaya setempat agar lingkungan sosial berjalan dengan baik.Â
Ada juga kasus warga pendatang mengacak-acak sesajen atau canang sari yang dijadikan media persembahyangan bagi masyarakat Hindu Bali. Ini karena setiap daerah akan memiliki kearifan lokal masing-masing. Jangan sampai karena ketidaktahuan ini memunculkan konflik secara horizontal.Â
Di beberapa tempat di Bali masih ada penerapan iuran bulanan bagi warga yang kerap disebut iuran banjar. Iuran ini diberlakukan bagi semua masyarakat termasuk para pendatang. Banyak perantau kaget akan ada iuran banjar ini karena merasa ini iuran tidak resmi. Padahal ini tertuang dalam tata aturan (awig-awig) desa yang mungkin tiap desa memiliki awig-awig yang berbeda.Â
# Merantau Faktor Bekerja, Pahami Sektor dan UMK di Bali