Jika Cak Imin tetap maju maka dirinya harus menyiapkan mental dan strategi untuk bertahan dalam gempuran pihak lawan yang ingin menjegalnya. Ini karena perjalanan karir politik Cak Imin yang telah melalang-buana baik sebagai Ketua Umum PKB, mantan Anggota DPR RI, mantan Wakil MPR RI, hingga Mantan Menakertrans.Â
Menjabat beragam posisi maka bisa jadi pihak lawan sibuk mencari celah kesalahan disaat dirinya menjabat. Isu korupsi sangat mudah dilemparkan pihak lawan karena bisa menurunkan elektabilitas Cak Imin di publik.Â
Beberapa pejabat tinggi partai yang sempat diisukan terlibat kasus korupsi seperti Akbar Tanjung, Setya Novanto, Lutfhi Hasan Ishaaq, Anas Urbaningrum hingga Suryadharma Ali.Â
Kasus yang menimpa petinggi partai di atas sedikit banyak ikut mempengaruhi citra partai. Salah satu yang masih ku ingat ketika skandal korupsi menimpa Partai Demokrat. Skandal itu mampu membuat partai mengalami penurunan drastis di Pemilu 2014 dan 2019.
Cak Imin perlu membuktikan pada publik tentang dugaan-dugaan yang mengarah padanya. Ini karena citra PKB juga dapat berpengaruh. Apalagi konflik internal antara Cak Imin dengan keluarga Gus Dur masih belum menemukan titik terang hingga saat ini.
Jika Cak Imin tetap maju, ada peluang peluang bergabungnya partai berbasis islam dalam kubunya. Ini karena PKB dikenal sebagai basis masyarakat NU dan sangat kuat di Jawa Timur.Â
 # Jika Cak Imin Memilih Mundur Dari Pencalonan Sebagai Bakal Cawapres Anies Baswedan
Jikapun Cak Imin memilih mundur dari pencalonan karena kasus ini pun bukan berarti tidak memberikan dampak baginya. Publik pasti akan bertanya kenapa harus mundur ketika muncul dugaan ini.Â
Bukankah jika merasa tidak terbukti maka kita tidak perlu gentar terhadap semua sangkaan. Cukup menyiapkan data dan saksi yang menguatkan dirinya.Â
Mundur pun akan memberi kesan Cak Imin tidak bermental kuat dalam setiap cobaan. Bukankah setiap kandidat Capres-Cawapres RI dari dulu selalu memiliki dugaan-dugaan yang belum tentu kebenarannya.Â