Karakter disiplin diri dan waktu. Mengerjakan skripsi itu butuh konsistensi. Jika kita bisa konsisten sebenarnya skripsi bisa terselesaikan dalam 1 semester. Ini sudah dibuktikan oleh beberapa teman dan kenalan.Â
Saya ingat dulu saat mengerjakan skripsi saya jadi lebih rajin membaca, bangun pagi dan menerapkan deadline. Ketika bangun tidur saya kerap langsung membuka laptop untuk garap skripsi, ada waktu senggang digunakan membaca jurnal dan mematuhi deadline skripsi yang dibuat.Â
Karakter kebersamaan pun ikut terbentuk. Saya ingat dulu saya dan teman angkatan sampai membuat kelompok skripsi dimana tiap minggu berkumpul saling sharing, menyampaikan progres bahkan memberi dukungan satu dengan lainnya.Â
Kebersamaan satu angkatan kian erat. Ada yang dulu semasa kuliah jarang berinteraksi justru saat kumpul skripsi jadi lebih saling kenal. Uniknya bahkan sempat muncul benih-benih cinta di angkatan karena intens bertemu dan saling support.Â
# Kemampuan Bahasa Inggris Meningkat
Ini adalah manfaat lain yang dirasakan saat mengerjakan skripsi. Dulu di jurusan saya mewajibkan sumber referensi minimal 10 artikel dari jurnal/buku asing. Perlahan kemampuan bahasa inggris jadi meningkat.Â
Kosakata yang dulu asing menjadi lebih familiar. Istilah akademisi dalam bahasa asing juga kian bertambah. Jangan heran ketika ada syarat nilai uji bahasa inggris sebagai syarat lulus kuliah. Kami bisa mendapatkan nilai yang cukup untuk syarat pengajuan kelulusan.Â
Ada universitas yang mensyaratkan mahasiswa mempublish hasil skripsi di jurnal terakreditasi/internasional. Tentu kita akan kian percaya diri saat mencoba mempublish hasil di jurnal internasional karena kemampuan menulis dalam bahasa inggris yang sudah baik.Â
***
Kebijakan pembebasan skripsi telah menimbulkan Pro dan Kontra. Pembebasan skripsi tentu memudahkan mahasiswa untuk lulus tanpa terbebani penulisan skripsi yang bisa menghabiskan waktu lama.Â
Entah kenapa saya melihat pengerjaan skripsi justru memberi banyak manfaat yang justru dirasakan setelah skripsi selesai. Inilah yang saya rasakan setelah lulus kuliah. Namun kembali lagi pada aturan tiap kampus terkait skripsi sebagai tugas akhir. Semoga ada atau tidaknya skripsi bisa tetap membuat mahasiswa jadi agen perubahan di tanah air.Â