Perangkat desa kerap melaksanakan pengabenan massal untuk membantu keluarga yang terkendala dana untuk prosesi pengabenan secara mandiri. Inilah alasan khusus masih ada pemakaman di Bali.Â
Tidak jauh dari pemakaman, ada pura yang berjejer motor parkir di dekat Pura. Tampak puluhan warga lokal keluar dari dalam Pura lengkap dengan busana adat Bali. Kaum pria menggunakan udeng putih, baju safari putih, kain/kamen sedangkan kaum wanita menggunakan kebaya, kamen, dan ada membawa banten persembahyangan.
Mereka baru selesai melakukan persembahyangan di pura tersebut. Hal unik, saya melihat motor yang terparkir justru kunci masih tergantung di motor. Artinya motor diparkir dengan begitu saja dengan kondisi masih terdapat kunci.Â
Wow, bayangkan jika di daerah luar Bali. Memarkirkan motor dengan kunci masih menggantung seakan memberi kesempatan oknum untuk berniat membawa kabur motor tersebut. Semakin terbukti bahwa Bali masih menjadi tempat aman.Â
Faktor keamanan ini karena warga lokal masih mempercayai Hukum Karma dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan baik akan memberikan Karma baik begitu pun sebaliknya. Bisa jadi kita melakukan Karma buruk seperti mencuri motor milik orang lain. Kelak kejadian serupa bisa menimpa balik atau ada kejadian lain sebagai karma dari tindakan tersebut.Â
Faktor lainnya geografis Nusa Lembongan yang terpisah dari Bali Daratan. Merujuk dari salah satu situs, luas Nusa Lembongan sekitar 100 hektare dengan panjang pulau sekitar 4 kilometer. Bisa dikatakan pulau ini tergolong kecil. Untuk mencapai pulau ini pun harus menyebrang dengan fast boat atau perahu nelayan lokal.Â
Seandainya ada tindakan pencurian motor pun akan mudah terlacak karena kita akan kesusahan membawa motor keluar dari Nusa Lembongan. Apalagi di pulau ini dengan jumlah penduduk tidak sampai 20.000 orang maka informasi bisa tersebar dengan cepat.Â
Inilah mengapa Nusa Lembongan masih tergolong aman. Warga lokal ataupun wisatawan tidak khawatir meninggalkan motor disembarang tempat atau tidak melepaskan kunci motor saat parkir.Â
Semakin sore, ada keseruan lainnya. Ketika saya berkeliling Nusa Lembongan tampak pecalang mulai mengatur lalu lintas kendaraan di sekitar pura. Saya melihat akan ada kegiatan di pura saat menjelang malam.Â
Ada pemain gamelan yang sudah membunyikan suara musik. Warga setempat mulai berdatangan ke pura dengan pakaian adat dan bahkan saya melihat beberapa wisatawan asing ikut menggunakan pakaian adat Bali. Sepertinya mereka ingin melihat kegiatan tersebut lebih dekat dan mencoba berbaur dengan warga lokal.Â
Padahal saat di tempat asal saya di Jembrana atau tempat tinggal saya di Tabanan Kota. Saat Kuningan, aktivitas lebih banyak terlihat saat pagi hari. Menjelang sore, tidak banyak aktivitas yang terjadi.