Diceritakan teror dari Calon Arang ini dikarenakan kemarahan dirinya kepada warga di desanya yang mengucilkan dirinya bahkan membuat putri kesayangannya, Dyah Ayu Ratna Manggali tidak kunjung mendapat pasangan. Kesaktian Calon Arang dianggap susah untuk ditaklukkan.Â
Mpu Baradah ditunjuk oleh Airlangga untuk menyelesaikan teror ini. Setelah mengetahui kelemahan serta mendapatkan kitab pusaka milik Calon Arang akhirnya duel kesaktian pun terjadi.
Calon Arang berubah wujud menjadi sosok Rangda yaitu sosok menyeramkan dengan taring panjang dimana hadirnya Calon Arang dianggap sebagai sosok antagonis. Calon Arang mendapatkan kesaktian dari Dewi Durga yang merupakan istri dari Dewa Siwa.Â
Disisi lain Mpu Baradah berubah wujud menjadi sosok Barong yang sekilas mirip Singa. Barong dianggap sebagai representasj dari Banas Pati Raja atau raja dari makhluk ghaib dan ditempatkan sebagai sosok Protagonis. Pertarungan dua makhluk ini ternyata dimenangkan oleh Barong.Â
Kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Kejahatan) ini sejalan dengan Hari Raya Galungan. Tidak heran jika atraksi Barong Bangkung ditampilkan saat Galungan sebagai bentuk kemenangan sekaligus untuk menetralisir hal jahat di sekitar manusia.Â
Namun ada sedikit pembeda jika Barong dalam tarian Calon Arang memiliki topeng wajah mirip singa sedangkan pada Barong Bangkung menggunakan topeng yang mirip wajah Babi Betina (Bangkung dalam istilah Bali).Â
Jika Barong pada Calon Arang dimainkan oleh pemain dewasa, untuk Barong Bangkung kerap dimainkan oleh anak remaja. Ini karena ukuran Barong Bangkung relatif kecil. Atraksi ini kerap dibawakan oleh remaja ataupun karang taruna saat hari-hari tertentu seperti Galungan.Â
Remaja akan menggunakan kain berwarna gelap, menggunakan udeng dan juga kaos atau seragam identitas khusus seperti nama kelompok remaja atau desa. Mereka akan atraksi berkeliling desa dengan memasuki tiap rumah. Tujuan utama yaitu untuk menetralisir pengaruh buruh di sekitar tempat tinggal.Â
Bagi masyarakat Hindu percaya bahwa dunia ini terdiri dari 2 dunia yaitu Sekala (dunia yang tampak dan terdiri dari makhluk hidup) serta Niskala (dunia tak kasat mata yang dihuni makhluk gaib). Kedua dunia ini hidup berdampingan.Â
Ada kalanya terjadi pergesekan di antara 2 dunia ini sehingga kerap menimbulkan ketidakharmonisan atau kejadian yang susah diterima akal sehat. Untuk itu diperlukan cara penetralisir yaitu dengan membawakan atraksi Barong Bangkung yang menjadi representasi Raja Banaspati atau Raja Makhluk Gaib agar hal negatif bisa dihilangkan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!