Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Persiapan Galungan dan Fenomena Kenaikan Harga di Bali

1 Agustus 2023   12:11 Diperbarui: 3 Agustus 2023   04:06 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Galungan di Bali | Sumber: SHUTTERSTOCK/SONY HERDIANA via KOMPAS.com

Selasa, 01 Agustus 2023 masyarakat Hindu khususnya di Bali tengah merayakan Penampahan Galungan. Sedikit informasi bahwa Penampahan Galungan selalu dirayakan setiap Selasa Wage wuku Dungulan pada kalendar Bali atau H-1 Hari Raya Galungan. 

Bagi masyarakat Bali, penampahan Galungan dianggap sebagai hari untuk menetralisir hal buruk di sekitar. Salah satu tradisi yang kerap dilakukan dengan memotong hewan seperti ayam, itik ataupun babi. 

Di sekitar kantor dan tempat tinggal sudah terlihat bambu penjor menghiasi depan rumah. Pura-pura telah dihiasi dengan kain berwarna kuning dan putih. Pajeng atau payung juga ikut menghiasi pura atau merajan rumah. 

Pagi ini pun ada suasana berbeda di kantor. Seorang rekan kerja membawa lawar bali yang dibuat dari klungah atau kelapa muda yang belum berisi daging serta lawar nangka muda. Teman kerja lain pun mulai lapar mata, ada yang mencicipi lawar ini ada juga yang sudah menyiapkan kotak kecil sebagai lauk saat makan siang nanti. 

Perbincangan sederhana pun terjadi, saya yang notabane-nya tidak merayakan hanya bisa sebagai pendengar. Rekan kerja pria berkeluh kesah kesibukan dirinya beberapa hari belakangan ini. 

Ada yang sibuk mencari bambu untuk bahan dasar penjor Galungan, ada yang membuat hiasan penjor yang saya akui sangat detail dan khas. Sedikit banyak saya seakan mengingat kembali kenangan masa kecil saat ikut membantu menghiasi penjor di rumah nenek semasa kecil. 

Kebetulan keluarga ibu saya keturunan asli Bali dan semasa kecil saya lebih banyak tinggal di rumah nenek. Kerap membantu paman untuk membantu mendirikan penjor menjelang Galungan. 

Menghias Penjor Untuk Galungan | Sumber Tribun Bali
Menghias Penjor Untuk Galungan | Sumber Tribun Bali

Hiasan penjor sangat beragam, umumnya berasal dari janur kelapa, anyaman bambu hingga gantungan dari hasil bumi. Tugas saya sekedar membantu mengikatkan gantungan serta membantu melubangi tanah untuk ditancap penjor yang sudah jadi. 

Topik pembicaraan berbeda justru dikisahkan oleh para rekan kerja wanita yang mayoritas adalah ibu-ibu muda di kantor. Topik seputar kepusingan mereka karena banyaknya harga naik menjelang Galungan. 

Jika dulu kuliah di Pulau Jawa, saya lebih sering melihat kepusingan harga naik menjelang Lebaran Idul Fitri justru di Bali kepusingan terjadi menjelang Hari Raya Galungan. 

Saya iseng bertanya, apa aja bu yang naik menjelang Lebaran? 

Wuaduh, hampir semua pak. Jawab seorang teman kerja yang duduk di samping saya

Harga buah mayoritas naik sekitar 10-30 persen. Buah memang menjadi kebutuhan selama Galungan. Saat upacara di Hari Raya Galungan, masyarakat Bali akan membawa Pajegan atau Gebogan yaitu semacam hanturan buah-buahan, jajan, kue dan bunga yang dihias menjulang tinggi di atas alas bernama Dulang. 

Dulu semasa masih tinggal dengan nenek, beberapa buah yang selalu menjadi penghias Pajegan seperti anggur, mangga, apel, jeruk, pear, salak, manggis, jambu dan sebagainya. Pernah saya melihat hiasan pajegan diisi buah durian. Mungkin karena di tempat tinggalnya sedang musim durian sehingga ikut jadi penghias. 

Pajegan Bali Yang Dihiasi Buah Dan Kue | Sumber Kumparan
Pajegan Bali Yang Dihiasi Buah Dan Kue | Sumber Kumparan

Bayangkan hias buah yang beragam pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Contoh Jeruk Mandarin yang biasanya 40 ribu per kilo bisa naik menjadi 45 ribu per kilo, mangga yang biasanya 30 ribu per kilo bisa menjadi 40 ribu per kilo, salak dari 15-20 ribu per kilo bisa 30-35 ribu per kilo. 

Seandainya pajegan dihiasi minimal 3 jenis buah-buahan pasti kenaikan harga akan terasa lebih menguras kantong. Padahal Galungan identik dengan buah-buahan apalagi anak-anak suka memesan buah khusus yang disukai seperti anggur, apel, mangga dan sebagainya. 

Harga Sembako pun diceritakan ikut naik. Seperti bawang, cabai, telor dan beras. Kenaikan bisa berkisah 10-35 persen dari harga awal. Daging ayam dan babi juga ikut naik menjelang Galungan. 

Kok bisa sih harga naik saat Galungan? 

Sebagai masyarakat Non-Hindu saya pun menanyakan hal ini. Apakah ada kondisi atau hal khusus yang membuat kenaikan harga menjelang Galungan. 

Teman memberikan sedikit informasi yang menurut saya masuk akal. 

1. Banyak Toko Tutup Saat Galungan

Hari Raya Galungan dianggap sebagai Hari Raya Besar bagi umat Hindu di Bali. Tidak jarang masyarakat akan banyak menghabiskan waktu menyiapkan kebutuhan hari raya. 

Membuat hiasan dan memasang penjor saja bisa menghabiskan waktu setengah hari, ibu-ibu membuat hiasan Pajegan, canang dan sarana upacara bisa berhari-hari. Tidak hanya itu saat Galungan, masyarakat akan pulang ke kampung halaman untuk melakukan sembahyang di Pura Keluarga. 

Alhasil kesibukan ini membuat mereka kerap menutup usaha sementara waktu. Toko atau warung yang buka biasanya adalah para pendatang atau yang bukan masyarakat beragama Hindu. Tentu saja ini membuat orang sedikit susah untuk mencari kebutuhan sehingga harga ikut naik. 

2. Tingginya Permintaan

Permintaan seperti janur kelapa, buah-buahan dan bambu membuat barang menjadi cepat habis. Momen ini kerap dimanfaatkan oleh penjual untuk mendapatkan untung lebih karena bahan atau barang ini memang akan dicari menjelang Galungan. 

Sudah bukan rahasia umum lagi, ketika permintaan tinggi dan barang terbatas maka penjual bisa dengan mudah menaikan harga tanpa ada protes berlebih. Ini karena permintaan tinggi. Bisa dibilang ini strategi penjual mencari cuan saat tingginya permintaan dari konsumen. 

Contoh adalah warung di sekitar rumah. Normalnya ada beberapa warung sembako yang menjual kebutuhan rumah tangga. Namun di saat Galungan, toko tutup karena harus pulang ke kampung halaman unyik sembahyang. Tersisa 1 warung saja yang buka dimana pemiliknya ada pendatang dari luar Bali. 

Sudah bisa ditebak warung langsung ramai ketika momen Galungan. Harga Sembako naik pun bukan perkara karena konsumen sudah bingung dimana lagi mencari kebutuhan selain di warung tersebut. Jika pun harus keliling mencari warung lain akan membuang waktu, tenaga dan bahan bakar. 

3. Kepraktisan Yang Dicari

Saya akui ketika melihat keluarga dari ibu yang sudah sibuk dari beberapa hari sebelum Galungan untuk menyiapkan sarana upacara yang terbilang rumit bagi saya akan menyita waktu dan tenaga bagi mereka yang tergolong pekerja atau memiliki banyak kegiatan. 

Membuat Canang Sari Yang Butuh Keterampilan Khusus | Sumber Indo Bali News
Membuat Canang Sari Yang Butuh Keterampilan Khusus | Sumber Indo Bali News

Membuat canang sari membutuhkan keterampilan khusus. Tidak sedikit masyarakat Bali khususnya kalangan wanita kurang terampil membuat Canang Sari atau hiasan Galungan. 

Mencari hal praktis seperti membeli menjadi jalan keluar. Saya kaget diberitahu bahwa kenaikan Canang Sari termasuk tinggi karena harga bunga dan janur kelapa juga naik. Saya diinfokan rekan kerja harga Canang Sari yang berbentuk Bulat normalnya seharga 8.000 per 25 Canang. 

Kini menjelang Galungan harga melonjak hingga 15 ribu untuk Canang Sari yang sama. Kenaikan nyaris 100 persen namun kembali lagi karena kebutuhan dan menjadi sarana upacara maka akan tetap ada yang beli. Inilah bentuk kepraktisan yang ternyata mendorong kenaikan harga. 

***

Menjelang Galungan sudah banyak aktivitas yang dilakukan masyarakat Hindu Bali mulai menyiapkan sarana upacara, menghias pura, berbelanja kebutuhan dan sebagainya. Fenomena kenaikan harga pun kerap terjadi menjelang Galungan di Bali. 

Kenaikan ini juga terjadi karena ada beragam faktor. Poin di atas adalah sebagian faktor yang menciptakan kenaikan harga barang untuk produk tertentu. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun