Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Suka Duka Menjadi Mahasiswa Sarjana dan Magister

23 Juni 2023   21:45 Diperbarui: 23 Juni 2023   21:47 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pepatah lama mengatakan Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina atau Gapailah Mimpi Setinggi Langit. 

Kedua pepatah yang menekankan kita untuk meraih cita-cita termasuk dalam dunia pendidikan. Bersyukur saat ini saya diberi kesempatan menempuh kuliah Magister di salah satu kampus negeri di Bali. 

Ada beberapa hal yang memotivasi saya lanjut pendidikan ke S2. Alasan pertama, dulu saat SMA sempat ada tes IQ dimana salah satu hasil menjelaskan saya direkomendasikan untuk kuliah hingga S1. Muncul rasa tertantang, masa saya gak bisa lanjut S2 kalau nanti selesai S1. Rasa ini yang membuat saya termotivasi untuk bisa menempuh pendidikan S2. 

Alasan kedua, termotivasi kesuksesan para teman S1. Banyak teman-teman terdekat jaman S1 sudah berhasil menamatkan studi S2. Ada yang masih linier, ada juga yang berpindah keilmuan. Ada yang studi di dalam negeri dan ada yang berhasil lulus dari kampus Top di luar negeri. 

Jujur saya ikut terpacu, saya juga harus bisa seperti mereka. Bisa kuliah hingga S2 meskipun dulu bermimpi ingin lanjut S2 diluar negeri namun apa daya kesempatan datang di dalam negeri. 

Alasan ketiga, dipaksa orang tua. Ibu saya menjadi pendorong saya untuk lanjut kuliah. Sebenarnya saya masih berencana sekitar 2-3 tahun kedepan untuk lanjut S2. Namun ibu saya bilang mumpung lagi penemapatan di Bali jadi harus daftar S2. Khawatir semakin tambah usia, rasa lanjut kuliah akan berkurang karena sudah malas berpikir, sudah nyaman vekerja atau sudah ada tuntutan lain. 

Alasan terakhir, pembuka jalan dalam keluarga besar. Karena saya salah satu cucu terbesar di keluarga ibu diharapkan bisa jadi pembuka jalan bagi adik-adik sepupu lain dikemudian hari. 

Saya akui keluarga besar bukanlah orang dengan finansial baik. Keluarga ibu saya dari 9 orang hanya 1 orang saja yang bisa merasakan bangku kuliah. Ketika saya lanjut S1 meski harus vakum selama 2 tahun setelah lulus menjadi penyemangat bagi adik-adik sepupu bahwa mereka pun bisa lanjut kuliah. 

Setelah merasakan suasana bangku S1 dan S2 ternyata menciptakan banyak kesan. Ada suka duka kuliah dengan lingkungan akademik yang berbeda. Apa saja itu? 

Sistem Pengenalan Kampus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun