Contoh kasus saat pandemi kemarin ada umat katholik yang merantau ke Bali tiba-tiba sakit dan meninggal dunia. Umat ini tidak memiliki keluarga, tinggal di kos kecil dan selama hidup tidak mampu membayar rukun kematian. Pihak gereja memfasilitasi prosesi pemakaman layaknya umat setempat.Â
Namun ada juga warga yang secara finansial tergolong mampu tapi sengaja menjauhkan diri dari lingkungan gereja atau tidak mau membayar rukun kematian. Biasanya umat ini akan diberlakukan biaya pemakaman normal. Ibarat konsekuensi karena pilihan hidup tidak mau berbaur atau tidak mau iuran padahal secara finansial mampu.Â
***
Iuran rukun kematian yang diterapkan oleh lingkungan gereja di tempat saya tinggal sangat membantu untuk biaya pemakaman yang kian mahal saat ini. Iuran yang dibayarkan 2 ribu rupiah per kepala/bulan ini seakan menjadi dana yang bisa digunakan untuk membantu umat yang mengalami kedukaan.Â
Tujuan agar keluarga yang tengah berduka tidak dipusingkan lagi dengan biaya pemakaman yang mahal. Adanya iuran mencerminkan sikap membantu dari umat untuk umat.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H