Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Larangan Mendaki Gunung, Bagaimana Nasib Pendaki di Bali?

6 Juni 2023   21:58 Diperbarui: 7 Juni 2023   15:05 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan menikmati matahari terbit dari kawah I Gunung Batur di Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali beberapa waktu lalu. (KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT)

Kondisi inilah yang membuat masyarakat setempat sangat menyucikan area Gunung Agung. Namun justru berbanding terbalik dengan ulah oknum pendaki. 

Kerap ditemukan pendaki yang membawa minuman keras saat mendaki Gunung Agung, mengeluarkan kata tidak sopan, berteriak, merusak tanaman hingga berbuat mesum di gunung.

Mengingat gunung menjadi tempat sakral di Bali sehingga kerap menemukan sesajen persembahyangan yang berisi makanan, minuman, bunga, dupa serta uang untuk persembahyangan. 

Saya pernah melihat video yang memperlihatkan tingkah pendaki yang mengacak-acak sesajen, mengambil makanan dan uang yang dihanturkan dalam sesajen. 

Melihat tingkah pendaki melalui video saja sudah bikin kesal. Seakan tidak menghargai tradisi dan kepercayaan masyarakat lokal. Padahal sudah ada pepatah di mana bumi di pijak maka disitu langit dijunjung. Sayang pendaki yang berasal dari wisatawan justru bersikap yang melukai masyarakat lokal. 

Patut disadari juga aksi wisatawan yang viral karena perbuatan tidak senonoh di beberapa gunung di Bali membuat kawasan menjadi kotor. Alhasil perlu dilakukan upacara pembersihan yang tidak hanya mengeluarkan dana besar namun juga menyita waktu dan tenaga. 

Ini menjadi alasan mengapa perangkat desa banyak yang setuju terhadap larangan ini. Tujuan mengembalikan lagi kesucian gunung sebagai tempat sakral serta menjaga keasrian ekosistem di gunung. 

Kegiatan Pendakian Gunung Banyak Digemari Masyarakat | Sumber Detik.com
Kegiatan Pendakian Gunung Banyak Digemari Masyarakat | Sumber Detik.com

Kontra Larangan Pendakian

Tidak sedikit juga yang menyayangkan wacana ini. Beragam kekhawatiran muncul seperti menghambat pemulihan wisata, mengganggu ekonomi masyarakat lokal, serta tidak berpihak pada para pecinta pendakian gunung. 

Kita tahu bahwa Bali saat ini masih tahap pemulihan paska pandemi. Tentu butuh kebijakan yang mampu menarik wisatawan nusantara dan asing untuk datang ke Bali. Larangan ini bisa saja membuat jumlah kunjungan tidak bertumbuh positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun