Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Aku Lelah Bekerja, Perlukah Resign Segera?

26 Mei 2023   20:33 Diperbarui: 31 Mei 2023   01:15 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penambahan Beban Kerja Bisa Menjadi Peningkatan Keterampilan Karyawan | Sumber Situs QM Financial

Ada teman bercerita ingin resign dari kantornya. Alasan karena ia terlalu lelah secara fisik dan mental. 

Atasannya sangat bergantung padanya sehingga banyak pekerjaan harus ia kerjakan. Si atasan merasa dirinya sangat bisa diandalkan dan apa yang ia kerjakan selalu sesuai dengan ekspetasi si atasan. 

Ketika libur pun kadang diminta untuk menemani si atasan untuk meeting dan sebagainya. Sayang ada rasa kecewa, kontribusinya tidak sejalan dengan gaji yang diterima. Inilah yang membuatnya ingin resign. 

Namun ia galau apakah niatnya ini sudah tepat atau tidak. Alhasil ia pun minta pertimbangan saya agar bisa menjadi masukan atas niatnya ini. 

Saya merasa masalah ini kerap terjadi di banyak karyawan. Saya pun pernah berada pada posisi ini. Merasa lelah secara fisik dan mental namun juga mempertanyakan apakah keputusan resign jadi langkah bijak. 

Ada beberapa hal yang bisa jadi pertimbangan, seperti :

# Apakah Usia Kita Masih Produktif

Jika usia kita masih tergolong produktif dalam dunia kerja yaitu 20-29 tahun maka peluang berpindah kerja masih memungkinkan. Apalagi jika sudah ada pengalaman kerja minimal 1 tahun bisa menjadi senjata untuk mendaftar perusahaan lain. 

Ini karena usia dibawah 30 tahun masih dianggap memiliko stamina fisik baik, suka dengan tantangan dan mau belajar dalam hal baru. Bukan berarti usia diatas 30 dianggap tidak bisa berkontribusi layaknya usia pekerja dibawah 30 tahun. Namun usia di bawah 30 tahun memiliki daya adaptasi lebih cepat dan mampu mengikuti perkembangan teknologi. 

Karyawan Yang Ingin Menyerah Karena Beban Kerja | Sumber Tribun Pontianak
Karyawan Yang Ingin Menyerah Karena Beban Kerja | Sumber Tribun Pontianak

Saya sempat kagum dengan pekerja yang baru lulus kuliah. Mereka mampu memaksimalkan teknologi seperti desain grafis, digital marketing hingga pemanfaatan internet dengan baik. Saya dan beberapa teman yang kini usia di atas 30 tahun merasa tertinggal jauh. 

Inilah mengapa usia di bawah 30 tahun masih mudah untuk mendapatkan pekerjaan baru. Sehingga jika pun ingin resign, ada banyak peluang untuk bisa diterima di perusahaan lain. 

# Apakah Beban Kerja Mempengaruhi Skill dan Jenjang Karir? 

Biasanya pemberiaan tambahan kerja dari atasan justru bisa berdampak positif untuk karir masa depan. Mengapa? 

Kita mungkin saat ini merasa lelah karena kerap mendapatkan tambahan kerja apaladi diluar jobdesc, tapi ketika kita mengerjakan tanpa disadari pemahaman dan keterampilan kita ikut bertambah. 

Penambahan Beban Kerja Bisa Menjadi Peningkatan Keterampilan Karyawan | Sumber Situs QM Financial
Penambahan Beban Kerja Bisa Menjadi Peningkatan Keterampilan Karyawan | Sumber Situs QM Financial

Contoh ketika saya dulu sebagai staff marketing tiba-tiba dimutasi ke distribusi bahkan ikut menaungi bengkel. Awalnya merasa lelah dan stres tapi setelah 1 tahun berjalan saya jadi tahu tentang dunia distribusi dan perawatan armada. 

Justru saya beruntung bisa memahami banyak bidang. Selangkah lebih maju dibandingkan teman seangkatan lainnya.

Selain itu kerap kali atasan memiliki misi tertentu dengan penambahan tugas. Kita bisa jadi dilirik oleh atasan untuk dipersiapkan di posisi lebih tinggi. Namun atasan tidak ingin menginformasikan lebih awal. 

Pemberian tugas menjadi cara untuk melatih mental dan pemahaman kita. Jika lulus, bisa jadi akan direkomendasikan untuk naik posisi. Jadi jangan terburu-buru merasa lelah ketika mendapatkan tambahan kerja. Bisa jadi tugas itu justru memberikan manfaat dikemudian hari. 

# Pahami Tiap Pekerjaan Memiliki Tantangan Berbeda

Kita mungkin mengeluh karena pekerjaan kantor membuat kita lelah. Namun di perusahaan sekarang atasannya baik, hampir  tidak pernah marah-marah. Lingkungan kerja juga enak. 

Di perusahaan lain ada yang kerjaan sesuai Jobdesc tapi atasan super bawel, teman kerja pada toxic. Ada juga perusahaan yang santai tapi membuat kita tidak berkembang. 

Setiap perusahaan memiliki tantangan tersendiri. Sangat susah menemukan perusahaan yang 100 persen sesuai harapan kita. Pasti ada hal yang tidak sejalan dengan harapan. 

Jika berada pada 2 pilihan berada di perusahaan yang beban kerja bikin fisik cepat capek tapi lingkungan nyaman atau perusahaan yang sesuai jobdesc tapi bos super duper bawel? Pilihan ada di tangan kita sendiri. Selagi capek fisik masih bisa disiasati dengan istirahat atau liburan. Jika lelah mental, ini yang susah untuk dihilangkan. 

# Jika Berpengaruh Pada Kesehatan Mental, Resign Bukan Hal Buruk

Ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Jika kita sudah lelah fisik dan mental maka pilihan resign bukan pilihan buruk. Kenapa?

Berkaca pada tingginya pekerja yang mengalami kesehatan mental buruk di Jepang. Dimana pekerja di Jepang harus kerja dari pagi hingga malam bahkan beban kerja juga berat. Ada yang stres bahkan depresi hingga bis. tiba-tiba marah di tempat umum tanpa alasan. 

Beban Kerja Yang Sudah Mempengaruhi Kesehatan Mental di Kantor | Sumber Indozone
Beban Kerja Yang Sudah Mempengaruhi Kesehatan Mental di Kantor | Sumber Indozone

Beberapa saat lalu juga ada pemberitaan seorang karyawan depo air isi ulang membunuh bahkan mengecor mayat majikan hanya karena sakit hati kerap dimarahi atasan. Sakit hati yang terpendam selama nyaris 1 bulan pada majikan membuat ia nekat membunuh majikan. 

Kasus ini kerap terjadi karena permasalahan di tempat kerja sudah merusak kesehatam mental. Lebih baik untuk resign segera karena kesehatan mental bisa membuat psikis kita terganggu dalam jangka waktu lama. 

Daripada membuat kita terpuruk atau melakukan hal yang bisa merugikan diri sendiri atau orang lain. Saya menyarankan untuk resign. Penyesalan datang belakangan, jangan sampai kita baru menyesal ketika kesehatan mental sudah terganggu akibat pekerjaan. 

***

Banyak karyawan ragu memilih apakah resign atau bertahan ketika merasakan kelelahan berlebih di kantor. Namun kita perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum buru-buru mengajukan resign seperti apakah atasan sebenarnya ingin menguji mental kita, apakah justru beban kerja memberikan keterampilan lebih atau justru peluang karir di masa depan terbuka lebar akibat beban kerja tersebut? 

Seandainya beban kerja tidak hanya menciptakan kelelahan fisik dan mental. Resign bukanlah pilihan buruk. Kita perlu juga menyayangi diri sendiri. Tidak masalah mundur daripada beban kerja justru membuat kita depresi. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun