Berita mengejutkan ketika Indonesia secara resmi dicoret sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20 yang sejatinya akan terselenggara pada Mei 2023 ini. Artinya keputusan pencoretan terjadi kurang dari 2 bulan penyelenggaraan event.Â
Padahal terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah ajang bergengsi ini tidak datang dengan sendirinya. Proses negosiasi kepada FIFA telah terjadi sejak lama. Ini karena untuk menjadi tuan rumah maka Indonesia harus siap secara mental, infrastruktur, panitia, dana dan sebagainya.Â
Tidak hanya itu mengingat banyak negara tertarik mendaftar sebagai tuan rumah piala dunia maka Indonesia akan bersaing secara ketat untuk meyakinkan FIFA sebagai federasi sepakbola tertinggi bahwa Indonesia layak sebagai tuan rumah.Â
Saya ingat saat Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 pada 2019 lalu, saya menjadi orang yang turut senang. Ini jadi prestasi tersendiri bagi PSSI, Kemenpora serta pemerintah yang seakan memiliki ambisi untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia sekaligus meningkatkan kualitas Timnas Indonesia.Â
Sebagai tuan rumah secara otomatis pemain U20 Indonesia menjadi tim yang akan berlaga tanpa perlu bersusah payah melewati tahap seleksi. Ibarat menjadi hak istimewa bagi tuan rumah. Dalam hati saya saat ini, wuah penggemar sepakbola tanah air pasti sangat menantikan kehadiran timnas U20 Indonesia di ajang piala dunia.Â
Sayangnya beberapa waktu lalu muncul penolakan oleh beberapa elit politik dan kepala daerah yang secara terang-terangan menolak kehadiran Timnas Israel untuk tampil di Indonesia. Padahal Timnas Israel adalah salah satu tim yang berlaga di ajang Piala Dunia U20.Â
Sebenarnya saya was-was ketika muncul penolakan ini akan membawa dampak besar terhadap nasib Indonesia sekaligus timnas U20. Benar saja FIFA secara resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.Â
Kejadian ini ternyata memunculkan beberapa penyesalan yang saya analisis secara pribadi. Apa saja itu?Â
Penyesalan 1 : Potensi Anggaran yang Terbuang Percuma
Indonesia dalam 10 tahun terakhir kerap menjadi tuan rumah acara bergengsi seperti Asian Games 2018, KTT G20, MotoGP Mandalika, atau World Superbike.Â
Acara ini bahkan dinilai berhasil dan membuat Indonesia kian dikenal. Tentu saja demi mendukung keberhasilan ini pemerintah sudah mengganggarkan dana yang tidak bisa dibilang sedikit.Â
Saya pun percaya pemerintah sudah mengeluarkan banyak anggaran menyambut acara Piala Dunia U20. Anggaran seperti renovasi 6 stadion yang dipersiapkan sebagai lokasi pertandingan, promosi, akomodasi peserta hingga persiapan sarana hiburan pada malam pembuka dan penutup.Â
Informasi dari salah satu portal berita menyatakan anggaran acara ini bisa mencapai 500 miliar (Sumber Klik Disini). Wow, anggaran yang tergolong besar namun bisa sepadan dengan branding, promosi, keikutsertaan Timnas Indonesia di Piala Dunia U20 hingga citra Indonesia di mata internasional.Â
Pencoretan Indonesia bisa memberi dampak besar dimana anggaran yang sudah keluar seakan sia-sia. GOR yang sudah direnovasi sedemikian rupa jadi sia-sia, akomodasi yang sudah dipesan bisa saja tidak bisa dikembalikan dan biaya promosi jadi gagal. Kerugian yang bisa membuat kita sakit kepala.Â
Penyesalan 2 : Mimpi Indah yang Rusak Seketika
Hal yang menyakitkan adalah ketika mimpi kita hilang dalam sekejab. Ini yang dirasakan pemain dan pelatih Timnas U20 yang pastinya sudah mempersiapkan mental jauh-jauh hari sebelumnya.Â
Jujur saya pernah merasakan hal ini, sudah bersusah payah berlatih dalam suatu lomba tapi mendekati hari kegiatan ternyata saya tidak bisa berpartisipasi. Rasa kecewa berlangsung cukup lama.Â
Saya tidak tega membayangkan adik-adik timnas yang mungkin sudah berangan-angan berlaga di ajang besar harus kecewa karena gagal. Mungkin ada banyak orang tua pemain yang sudah menyiapkan dukungan untuk putra nya saat nanti bertanding kini juga ikut kecewa dan sedih.Â
Jika dulu saya ikut lomba tingkat daerah saja mempersiapkan diri hingga berminggu-minggu apalagi ajang sebesar ini. Adik-adik Timnas pasti sudah berjuang keras untuk bisa terpilih dan berlatih. Karena ini menjadi penampilan perdana Indonesia di ajang Piala Dunia U-20.Â
Penyesalan 3 : Hilangnya Gairah Industri Pendukung
Acara seakbar Piala Dunia U20 pasti sudah ditunggu oleh banyak pelaku industri tanah air. Pengelola hotel akan sumringah karena pasti okupansi akan terisi penuh saat acara, penjual souvenir oleh-oleh sudah membayangkan keuntungan yang di dapat, produsen souvenir sudah kebanjiran orderan, industri lokal lain pun secara tidak langsung ikut terdampak.Â
Kini industri pendukung harus gigit jari. Mungkin sudah dibayang-bayangi kerugian jika Indonesia gagal sebagai tuan rumah. Ini karena pelaku industri sudah mengeluarkan modal di awal seperti pembuat souvenir untuk mempersiapkan dagangan saat acara.Â
Pihak hotel yang terancam menerima banyak cancel-an dari tamu yang sudah memesan di hari kegiatan. Bahkan diinfokan Reza Arap menjadi salah satu pelaku industri yang kecewa karena karya nya ikut dicoret sebagai lagu resmi Piala Dunia U20.Â
Penyesalan 4 : Rusaknya Citra Pemerintah dan Tokoh Elit Politik
Hadirnya video Joko Widodo yang menegaskan agar ajang olahraga jangan dicampuradukan dengan politik seakan mengisyaratkan kekecewaan tersendiri.Â
Saya yakin hadirnya video tersebut sebagai upaya meyakinkan FIFA bahwa Indonesia masih menyambut baik acara Piala Dunia U20 berlangsung di tanah air.Â
Nyatanya pencoretan Indonesia pun ikut mencoreng citra pemerintahan. Tidak hanya itu dikabarkan akun sosial media 2 kepala daerah yang sebelumnya terang-terangan menolak Timnas Israel menjadi bulan-bulanan netizen.Â
Bahkan tidak sedikit kecewa dan meluapkan kemarahan kepada tokoh pemimpin daerah ini. Elektabilitas tokoh ini pun ikut berpengaruh karena banyak masyarakat kecewa batalnya Indonesia sebagai tuan rumah juga disebabkan tindakan dari tokoh kepala daerah ini.Â
***
Pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah ternyata menimbulkan polemik luar biasa di tanah air. Banyak masyarakat khususnya pecinta sepakbola sedih dan kecewa karena penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 dibatalkan sepihak.Â
Memang benar penyesalan datang belakangan, terlihat ada beragam penyesalan yang berpotensi terjadi akibat kejadian ini.Â
Apakah sobat Kompasiana menjadi salah satu pihak yang merasakan penyesalan?Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H