Ada beberapa alasan mengapa jangan terburu-buru menilai bule di Bali pasti sejahtera.Â
Alasan Pertama = Banyak yang Datang Sistem Backpacker
Umumnya WNA datang ke Bali diawali dengan tujuan berwisata. Secara destinasi wisata di Bali sudah banyak dikenal masyarakat internasional.Â
Namun keinginan untuk wisata di Bali pun tidak semuanya dilakukan dengan standar premium. Ada juga yang menerapkan sistem Backpacker. Artinya mereka berusaha menekan budget pengeluaran selama berwisata.Â
Biasanya mereka mencari harga tiket promo dan termurah, mencari akomodasi yang terjangkau dan banyak memilih tipe homestay atau dormitory dan memilih makan makanan lokal karena umumnya murah.Â
Bisa jadi bule yang saya temui di warung makan langganan adalah tipe backpacker. Mereka tidak sungkan untuk berbaur dengan masyarakat dan menghindari mengeluarkan uang untuk hal yang tidak urgensi atau sesuai harapan mereka.Â
Bule tipe sangat banyak ditemukan di Bali karena di negara asalnya mereka pun seorang pekerja seperti pramuniaga, kasir, petugas keamanan, wirausaha dengan pendapatan yang standar di negaranya.Â
Alasan Kedua = Tinggal di Villa atau Hotel Bukan Indikator Kekayaan
Lah banyak kok bule yang tinggal di villa dan hotel yang menurut masyarakat lokal harganya lumayan. Misalkan villa di Bali dengan 1 bedroom ada seharga 1 juta/malam. Tentu bagi masyarakat kita, menginap di villa ini bisa dikatakan orang kaya.Â
Teman yang memiliki banyak kenalan bule cerita penghasilan mereka di negara asalnya bila di konversi ke rupiah tentu berjumlah fantastis.Â