Menjadi Pecalang pun ada persyaratan khusus seperti harus beragama Hindu, sudah menikah, berusia di atas 25 tahun, berperilaku baik dan setidaknya memahami kemampuan baca dan tulis (Sumber Klik Disini).
Artinya anak remaja atau pria dibawah 25 tahun belum diperkenankan sebagai pecalang. Selain itu mengingat Pecalang menjaga keamanan adat desa serta keagamaan maka hanya yang masyarakat setempat dan beragama Hindu.Â
Tujuan agar memahami aturan (awig-awig) desa, mengenali anggota (krama) desa serta disegani. Mengingat anggota desa juga terdiri dari orang dewasa maka jika anggota Pecalang belum matang dalam bersikap, berperilaku dan berkomunikasi maka dikhawatirkan menjadi masalah sendiri dalam tugas penertiban.Â
# Kerap Terlibat Dalam Kegiatan Besar
Saat acara besar seperti G20 yang beberapa bulan lalu dilaksanakan di Bali bisa berjalan sukses juga ada peran Pecalang di sekitar lokasi acara.Â
Pecalang ini membantu aparat TNI dan polisi dalam mengamankan suasana serta menjaga kegiatan agar berjalan tertib tanpa gangguan.Â
Acara G-20 yang melibatkan ratusan pecalang juga menciptakan kebanggaan tersendiri. Ini karena menunjukan bahwa masyarakat Bali peduli dalam menyukseskan acara penting seperti G20. Apalagi G20 dianggap bisa menumbuhkan rasa kepercayaan dunia terhadap pariwisata di Bali.Â
Tidak hanya itu acara besar seperti upacara di pura, konser musik, pertemuan akbar di Bali pun pasti melibatkan Pecalang.Â
Dulu saat keluarga besar saya ada acara metatah (potong gigi dalam tradisi Hindu) serta mengundang kesenian lokal untuk menghibur juga melibatkan Pecalang. Tujuan agar acara berjalan lancar dan terhindar dari preman atau oknum yang bisa merusak kegiatan.Â
Pecalang yang merupakan warga setempat bisa membantu mengenali mana orang yang merupakan warga setempat ataupun dari luar wilayah.Â